Menerawang Pariwisata Sumatera Barat
Artikel () 09 Agustus 2016 10:17:29 WIB
Oleh: Teguh Gunung Anggun
Kalau ada orang berkata sekeping sorga yang tercecer di bumi Khatulistiwa, maka itu tak lain dan tak bukan, di Sumatera Barat lah maksudnya. Sebuah wilayah yang elok ramah yang mempunyai pesona alam di hampir setiap sudutnya, memang hanya ada di Sumatera Barat. Pantas dijadikan latar pemandangan indah. Keindahan natural, alami (asli) tanpa dipupurbedaki membuat orang takjub. Tak seperti daerah - daerah wisata di lain tempat, alam Sumatera Barat memang indah dari sononya. Seperti sengaja diciptakan Tuhan untuk mempesona hambanya. Sumatera Barat ibarat, Perawan desa yang kejelitaannya berpitunang, sehingga orang-orang merasa tertutup pintu pilihannya pada yang lain.
Sumatera Barat, kita mulai pula lah dari pesisir barat, pantai dengan teluk terbukanya yang teduh. Tak usah jauh jauh, sekian depa saja dari pusat kota (Padang), terbentang pantai Padang yang romantis lagi historis. Ombak Purus, ombak yang denturannya berlagu ber irama, tak ada pantai seperti ini di peta dunia . Sungguh, silahkan mengembara ke seribu pantai lain. Silahkan mendengar dentur obak ke seribu pesisir yang lain. Biasa biasa saja. Namun kemudian, duduklah petang hari sampai ke senja kala di pantai Padang. Dengarlah lagu Ombak Purus, dengar dengan tenang dan lain piuh nuansanya.
Menoleh ke samping, arah ke muara Batang Arau, ada Gunung Padang. “Gunung” ini boleh disebut Gunung terendah di dunia. Betapa tidak, tinggi gunung itu hanya beberappa puluh meter saja. Gunung Padang dan Gunung Pangilun boleh dicantumkan dalam Rekor Muri mana ada gunung serendah itu di dunia ? Kedua gunung cebol itu ada dikota Padang. Tak bisa dikesampingkan, dua legenda di dekat gunung. Ya, betapa mengasikkan bila kita tuturkan riwayat yang ada di Padang. Dua saja dulu, Malin Kundang dan Siti Nurbaya. Cerita yang telah menjadi kata ganti keadaan dan perasaan (emosional) di Indonesia. Malin Kundang, terkenal dengan kisah pendurhakaan anak terhadap ibunya, sehingga dikutuk menjadi batu. Siti Nurbaya, kisah percintaan yang indah, surat dan pantun yang pilu dan akhirnya berujung maut – syaratnya muatan kesusteraan dengan misi budi pekerti dan agama mencerminkan sikap hidup orang Minang ini. Baru Padang punya cerita. Lusinan kota di Sumatera Barat punya banyak legenda pula, dan lain pula kental getah indahnya.
Belum kita uraikan, bagaimana memukaunya Pantai Bungus Teluk Kabung, arah ke Pesisir Selatan. Pesisir yang ber irama dengan alamnya. Begitu pula dengan Pesisir Selatan, tak akan terkemas riwayatnya dalam tulisan secercah begini.
Pesisir Selatan bukan sembarang pesisir, bukan sembarang selatan. Lain pula alun liuk lambainya. Orang Minang sering berucap “Ondee Mande”. Itu berarti seruan kata takjub pada sang Ibu, di Minang Ibu ini disebut Mandeh. Kata Mandeh di Pesisir Selatan adalah tawaran ketakjuban yang lain. Ada sebuah bentangan laut teduh, riaknya mengalun ke sebuah pulau yang indahnya tak terkata, Mandeh namanya.
Jokowi, Presiden Indonesia yang dikenal selektif sekali mengumbar puji. Ketika ditawari oleh putra Pesisir Nasrul Abit (ketika itu masih Bupati) meninjau temapt wisata Mandeh. Dengan melalui liku - liku jalan puluhan kilo meter, beliau tak bosan menikmati alam. Presiden yang dikenal jujur itu mengatakan kekagumannya. Madeh, memang Ondeee Mandeh indahnya.
Ngarai Sianok di Bukittinggi. Ngomong - ngomong, mana ada ngarai se-eksotis itu di muka bumi ini ? Ngarai lain menghunuskan ancaman mengerikan. Ngarai Sianok mengulurkan salam, menyajikan ketenteraman. Di ngarai Sianok seakan ada puisi alam yang abadi. Makin dipandang semakin memukau jiwa. Kalau tak ditahan – tahan, serasa mau saja awak berhilau dendang memandangnya.
Betapa ruwetnya menyusun kata - kata untuk mengungkapkan potensi wisata di Sumatera Barat ini, karena begitu banyak dan beragamnya. Aksara tak cukup mencatatnya, entah berapa belas yang berstrata dunia. Belum kita sebut Arau Payakumbuh, belum kita tulis Lembah Anai , dengan air terjunnya yang berurai.
Bagaimana mengatakan, yang satu lebih dari yang lain. Bagaimana, semua punya daya pesona yang lain - lain pukaunya. Kiranya kita bisa mendatangkan penikmat wisata. Apa lagi dari mancanegara. Sumatera Barat akan menjadi satu dari sedikit daerah yang ke indahannya, mendekati “keajaiban” dunia. Kalau tidak percaya, silahkan datang mencoba. Terminum seteguk air, termakan sesuap nasi Padang (Minang), dimabuk cintalah orang dibuatnya. Ya, cinta keindahanlah maksudnya. (TGA)