Dinkes Sosialisasikan PIN Polio di 19 Kabupaten/Kota
Layanan Kesehatan Indra, S.Kom(Dinas Kesehatan) 07 Maret 2016 08:33:40 WIB
"Kami menyosialisasikan pada kabupaten/kota, kemudian mereka akan melanjutkan ke tingkat puskesmas agar setiap kader paham dan seluruh lapisan masyarakat dapat dijangkau,” kata Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Sumbar, Irene di Padang, Jumat.
Sosialisasi tersebut penting agar tiap anak usia 0 hingga 59 bulan di Sumbar mengikuti PIN polio 2016 karena pada dasarnya belum ditemukan obat yang pasti untuk penyakit polio sehingga tindak pencegahan melalui imuninasi atau vaksinasilah langkah satu-satunya yang dapat dilakukan saat ini.
"Untuk mencegah, perlu vaksin polio sejak dini. Ini ialah tanggung jawab orang tua atau keluarga anak karena polio beresiko besar, menyerang kekebalan tubuh dan dapat menyebabkan kelumpuhan, bahkan kematian," katanya.
Ia menyampaikan telah banyak rangkaian kegiatan untuk menyukseskan PIN polio 2016, mulai dari tahap persiapan pada November hingga Desember 2015 dengan mengadakan pertemuan advokasi dan sosialisasi tingkat provinsi dan kabupaten/kota, mengadakan peningkatan kapasitas petugas puskesmas serta sosialisasi Lintas Program Lintas Sektor (LP/LS) PIN polio.
Kegiatan tersebut juga dilanjutkan dengan rapat evaluasi persiapan PIN polio, supervisi persiapan PIN polio ke kabupaten/kota, pertemuan koordinasi tim pokja eradikasi polio tingkat provinsi serta pertemuan sosialisasi LP/LS tingkat kabupaten/kota pada Januari 2016.
"Untuk memaksimalkan kegiatan itu, kami juga menyediakan web dialog PIN polio dan bekerja sama dengan media massa dalam menyosialisasikan kegiatan," katanya.
Dinkes Sumbar juga melakukan persiapan akhir PIN polio 2016 dengan menjadwalkan pertemuan koordinasi PIN polio, sosialisasi Inactivated Polio Vaccine (IPV) tingkat kabupaten/kota pada 24 Februari, 29 Februari dan 1 hingga 3 Maret 2016 dengan total peserta sebanyak 370 orang se-Sumbar meliputi petugas imunisasi puskesmas dan LP/LS.
Selain itu juga dipersiapkan pertemuan persiapan akhir peningkatan kapasitas pengelola kabupaten/kota pada 21 hingga 23 Februari 2016 diikuti 38 orang pengelola, pematangan strategi akhir polio yang diikuti 235 orang termasuk pimpinan puskesmas se-Sumbar pada 24 hingga 27 Februari 2016.
"Tidak kalah penting, Menteri Kesehatan Nila Moelek akan datang ke Padang pada Minggu (21/2) dalam rangka persiapan akhir PIN polio 2016 Sumbar," ungkapnya.
Kepala Dinkes Sumbar Rosnini Savitri meminta masyarakat berperan aktif dalam kegiatan PIN polio 2016 untuk dapat mempertahankan Sumbar bebas polio, walaupun memang sejak 2006 tidak lagi ditemukan polio di Indonesia.
Ia juga meminta bantuan semua lini dan pihak terkait untuk turut menyukseskan kegiatan PIN polio, termasuk menyosialisasikannya terutama pada hari pelaksanaan.
Menurutnya, tiap pihak dapat membantu sesuai peranannya seperti Dishubkominfo membantu mengomunikasikan informasi PIN ke masyarakat, universitas se-Sumbar dapat mengerahkan mahasiswa untuk menyuarakan pentingnya PIN polio, organisasi profesi bisa menyosialisasikan pada lingkupnya dan sebagainya.
"Tanpa kerjasama setiap pihak, pelaksanaan PIN polio tidak akan berjalan sesuai rencana," ujarnya.
Sementara terkait masih adanya klaim sebagian kelompok yang menganggap imunisasi haram, Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumbar Edi Syafri menegaskan, di Indonesia khususnya Sumbar, zat yang digunakan untuk suntik imunisasi tidak haram.
Ia menyampaikan saat pihaknya melakukan pertemuan dengan Departemen Kesehatan di Jakarta beberapa tahun yang lalu, telah dilakukan penelitian terhadap zat yang digunakan dan hasilnya dipastikan halal dan tidak berbahaya bagi tubuh. (*)