Strategi Pemasaran Perpustakaan

Artikel () 30 Oktober 2015 19:10:10 WIB


Strategi Pemasaran Perpustakaan

 Oleh :

 Budiman Muslim, SE, M.I.Kom

Pustakawan Pertama

Pada Kantor Arsip, Dokumentasi dan Perpustakaan Kota Solok

 

Banyak organisasi perpustakaan yang beroperasi tanpa adanya rencana formal yang matang. Kebanyakan perpustakaan tidak dikelola dengan baik dan ada banyak faktor penyebabnya, bisa saja pengelola perpustakaannya adalah "orang buangan" atau seseorang yang mengalami kekurangan fisik, atau barangkali perpustakaan dianggap organisasi sederhana, tidak terlalu penting, remeh, atau alasan lainnya. Padahal, perencanaan formal memberikan sejumlah manfaat yaitu mendorong pengelola perpustakaan berpikir ke depan secara sistematis, memperbaiki kebijakan dan mempertajam sasaran, memungkinkan terkoordinasikannya langkah-langkah organisasi dengan baik, serta menyediakan kinerja baku yang lebih jelas untuk pengendalian.

Perencanaan strategis berupaya untuk menjaga kesesuaian antara sasaran dan sumberdaya organisasi dengan peluang pasar (market oportunities). Kotler dan Armstrong (1995:52) menjelaskan bahwa perencanaan strategik sebagai proses yang mengembangkan dan mempertahankan kecocokan strategik antara tujuan dan kemampuan organisasi dengan peluang-peluang pemasaran yang terus berubah. Bagi organisasi perpustakaan, tujuan dibuatnya perencanaan strategis adalah untuk meningkatkan kunjungan dan kepuasan pemustaka terhadap layanan yang disediakan serta meningkatkan minat baca masyarakat.

Perencanaan merupakan kegiatan dalam upaya mengantisipasi segala hal yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang dan kemudian menentukan strategi yang harus digunakan untuk mencapai sasaran organisasi dimasa depan. Sedangkan perencanaan pemasaran (Lamb, Hair, & McDaniel, 2001:36) mencakup upaya mendesain kegiatan yang berhubungan dengan sasaran pemasaran dan perubahan lingkungan pemasaran. Perencanaan pemasaran adalah dasar untuk semua strategi dan keputusan pemasaran.

Dalam membuat rencana pemasaran, maka perlu menentukan sasaran yang ingin dicapai dan menetapkan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai sasaran tersebut. Bagi manajemen perpustakaan, rencana pemasaran dapat menjadi dasar guna melakukan perbandingan antara kinerja yang diharapkan dengan kinerja nyata yang telah dicapai. Rencana pemasaran tertulis dapat menjelaskan semua kegiatan yang membantu para pustakawan dan/atau tenaga teknis perpustakaan dalam memahami dan bekerja sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai bersama. Rencana pemasaran dapat disajikan dalam berbagai cara yang berbeda. Menurut (Lamb, Hair, & McDaniel, 2001:38) ada tiga elemen yang lazim terdapat dalam semua rencana pemasaran, meliputi penentuan misi dan sasaran perusahaan, melakukan analisis situasi, menggambarkan pasar yang dituju dan menetapkan komponen-komponen bauran pemasaran.

  1. Menentukan Misi Perpustakaan

Keberadaan organisasi dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan dalam lingkungan yang lebih luas. Pada awalnya bisa saja tujuan spesifik organisasi atau misi organisasi sudah jelas, namun karena berjalannya waktu dan banyaknya halangan dan rintangan sepajang perjalanan organisasi, maka lama-kelamaan misi organisasi bisa menjadi tidak jelas. Barangkali juga misi itu tetap jelas tetapi manajer organisasi memandang misi yang sudah ada tidak menarik lagi, atau misi itu tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman dan/atau kemajuan teknologi yang semakin canggih.

Ketika pengelola perpustakaan atau pustakawan merasa bahwa perpustakaannya sedang terbawa arus sehingga menyimpang, tidak mengalami perkembangan yang signifikan atau malah statis, maka mereka harus memperbaharui tujuannya. Sehingga pertanyaan-pertanyaan ini perlu dijawab lagi : Apa tugas dan fungsi perpustakaan kami ? Siapa pemustaka kami ? Nilai manfaat apa yang bisa kami berikan kepada pemustaka ? Apa saja jasa layanan yang dapat kami berikan ? Perpustakaan yang berhasil adalah yang secara terus menerus mengajukan pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian menjawabnya dengan cermat melalui pemikiran yang matang. Penetapan misi perpustakaan adalah tindakan yang baik guna mewujudkan perpustakaan berorientasi pengguna (user oriented).

Menurut Kotler dan Armstrong (!995:53), pernyataan misi adalah pernyataan tentang maksud organisasi, apa yang ingin diselesaikan atau dicapai dalam lingkungan yang lebih luas. Menyusun pernyataan misi perpustakaan bukanlah pekerjaan yang mudah, butuh pemahaman yang baik tentang perpustakaan dan kepustakawanan. Suatu pernyataan misi yang baik akan menjadi "tangan tersembunyi" yang akan membimbing organisasi perpustakaan agar dapat berjalan dengan baik menuju tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Dalam membuat pernyataan misi, (Lamb, Hair, & McDaniel, 2001:41) seharusnya berfokus pada pasar atau pasar-pasar yang ingin dilayani oleh perusahaan dan bukannya berfokus pada produk atau jasa yang ditawarkan. Begitu juga dengan apa yang disampaikan oleh Kotler dan Armstrong (1995:53), penetapan bisnis berdasarkan pasar adalah lebih baik daripada berdasarkan produk atau teknologi. Oleh karena itu, misi perpustakaan bukan mengelola dan menyediakan buku, tetapi mengatasi masalah yang dihadapi masyarakat dengan menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan.

Ketika berencana membuat misi perpustakaan, maka pastikan bahwa pernyataan misi tidak terlalu sempit atau terlalu luas. Apabila sebuah perpustakaan khusus dibidang pertanian menyatakan bahwa perpustakaan mereka penyedia informasi terlengkap, maka pernyataan misi ini dibuat terlalu luas. Pernyataan misi harus realistik, jangan sampai perpustakaan umum tingkat kota/kabupaten memiliki misi menjadi perpustakaan terkemuka di dunia. Namun, bagaimana pun misi harus mengandung unsur penyemangat (motivation), sehingga pengelola perpustakaan atau pustakawan merasakan bahwa pekerjaan mereka bermakna dan memberikan sumbangan bagi kehidupan manusia. Berikut beberapa contoh perpustakaan dengan misinya :

Perpustakaan

Misi

Harvard Law School Library

To support the research and curricular needs of its faculty and students by providing a superb collection of legal materials and by offering the highest possible level of service.

Untuk mendukung kebutuhan penelitian dan kurikuler fakultas dan mahasiswa dengan menyediakan koleksi yang luar biasa dari bahan hokum dan dengan menawarkan tingkat tertinggi layanan.

 

New York Public Library (NYPL)

 

To inspire lifelong learning, advance knowledge, and strengthen our communities.

Untuk menginspirasi belajar seumur hidup, memajukan pengetahuan, dan memperkuat masyarakat kita.

Tabel 1 : Contoh Misi Perpustakaan

 

  1. Menentukan Sasaran Rencana Pemasaran

Sebelum menuju kepada rencana pemasaran, maka perlu menetapkan tujuan dan sasaran rencana tersebut. Setiap manajer organisasi harus mempunyai sasaran dan bertanggung jawab atas pencapaian sasaran tersebut. Tanpa sasaran, maka tidak ada dasar dalam mengukur keberhasilan suatu kegiatan rencana pemasaran.

Suatu sasaran pemasaran adalah sebuah pernyataan dari apa yang harus diperoleh melalui kegiatan pemasaran. Agar berguna, penetapan sasaran harus memenuhi beberapa kriteria. Pertama, sasaran harus realistis, dapat diukur, dan berjangka waktu tertentu. Kedua, sasaran harus konsisten dan mengindikasikan prioritas dari organisasi (Lamb, Hair, & McDaniel, 2001:42-43).

  

Pernyataan Sasaran

Kurang Baik

Baik

Sasaran kami adalah untuk menjadi perpustakaan umum terbaik se-Indonesia dari segi kelengkapan koleksi.

Sasaran kami adalah untuk membelanjakan 40% anggaran perpustakaan untuk pengadaan koleksi di tahun 2013 untuk meningkatkan volume kunjungan 10% tahun 2014.

Sasaran kami adalah untuk melayani pemustaka dengan lebih baik.

Sasaran kami adalah untuk mencapai tingkat kepuasan pemustaka sebesar paling tidak 90% pada survei tahunan terhadap kepuasan konsumen untuk tahun 2014 dan mempertahankan paling tidak 85% dari pemustaka kami tahun 2014 sebagai pemustaka setia di tahun 2015.

Tabel 2 : Contoh Sasaran Pemasaran

 

Bila sasaran dapat dicapai dan menarik, maka sasaran itu akan memotivasi mereka yang diberi tugas untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut. Proses penulisan sasaran tertentu memaksa para pimpinan untuk menjelaskan cara berpikir mereka. Akhirnya, sasaran menjadi dasar untuk melakukan kontrol; keefektifan suatu rencana dapat diukur berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan.

  1. Melakukan Analisis Situasi

Sebelum membuat strategi pemasaran, pengelola perpustakaan atau pustakawan harus memahami lingkungan yang ada saat ini dan lingkungan potensial yang menjadi garapan jasa layanan perpustakaan. Analisis situasi bisa juga disebut dengan analisis SWOT, untuk itu perpustakaan harus mengidentifikasi kekuatan (Sthrength) dan kelemahan (Weaknesess) internalnya, serta juga mengkaji peluang (Oppotunities) dan ancaman (Threats) dari eksternal perpustakaan.

Ketika menganalisis kekuatan dan kelemahan internal perpustakaan, maka pengelola perpustakaan dan pustakawan harus memusatkan perhatiannya pada sumber daya organisasi, seperti sumber keuangan, biaya operasional, kelembagaan, ketersedian dan kemampuan SDM, citra perpustakaan, ketersedian teknologi, dan lain sebagainya. Sedangkan pada saat menganalisis peluang dan ancaman eksternal, pengelola perpustakaan dan pustakawan harus menganalisis aspek-aspek lingkungan pemasaran, seperti sosial, demografi, teknologi, hukum dan faktor lingkungan makro lainnya. Proses inilah yang biasa disebut dengan pemindaian lingkungan. Pemindaian lingkungan membantu mengidentifikasi peluang maupun ancaman bagi perpustakaan dan memberikan arahan dalam mendesain strategi pemasaran.

Ketika menganalisis peluang dan ancaman yang datang dari ekternal perpustakaan, maka kita telah menjalankan analisis situasi pasar sebagaimana yang biasa dilaksanakan dalam dunia bisnis. Penilaian situasi meliputi pendefenisian dan penganalisaan pasar, segmentasi pasar, dan analisa pesaing (Cravers, 1996:80). Pada saat membuat rencana strategis pemasaran, maka terlebih dahulu kita redefinition kelompok sasaran pengguna perpustakaan, agar mengerti dan memudahkan dalam mengambil kebijakan strategis pemasaran. Penganalisaan pasar dalam perpustakaan meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

  1. mengidentifikasi layanan-layanan baru yang dapat meningkatkan kepuasan pemustaka dan meningkatkan kunjungan kelompok sasaran.
  2. mengevaluasi layanan-layanan perpustakaan yang sudah ada sebagai pedoman strategi.
  3. mengamati kecendrungan keinginan dan kebutuhan informasi kelompok sasaran.

Langkah selanjutnya analisis segmentasi pasar. Segmentasi pasar merupakan strategi yang sangat penting dalam mengembangkan program pemasaran, diharapkan usaha-usaha pemasaran yang dilakukan dapat mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien (Sutisna, 2002:248). Perpustakaan perlu memastikan kembali segmentasi perpustakaannya, dengan kata lain perpustakaan perlu mengetahui siapa sebenarnya yang berkepentingan menikmati layanan perpustakaan yang disediakannya. Kelompok pengguna mana sebenarnya sasaran layanan perpustakaan.

Analisis segmentasi perpustakaan memainkan peranan kunci dalam strategi-strategi pemasaran, dengan alasan bahwa setiap orang atau kelompok orang memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda terhadap layanan perpustakaan. Segmentasi perpustakaan membantu para pengelola perpustakaan dan pustakawan untuk mendefenisikan kebutuhan dan keinginan pemustaka secara tepat, selain itu segmentasi perpustakaan juga membantu dalam mendefenisikan tujuan pemasaran dan lebih baik dalam mengalokasikan sumber daya.

Pada dunia bisnis, perusahaan yang berhasil selalu berupaya untuk mengenali pesaingnya, sama seperti mengenal konsumennya. Perusahaan akan melihat lima kekuatan persaingan dalam usaha, yaitu (porter dalam Cravens, 1996:194) persaingan diantara perusahaan yang ada, ancaman dari pesaing baru, ancaman dari produk subsitusi, kekuatan penawaran pemasok, dan kekuatan penawaran pembeli.

Sedangankan perpustakaan pada dasarnya tidak memiliki pesaing nyata, dimaklumi karena perpustakaan bukanlah berorientasi bisnis. Kalaupun itu ada, pesaing perpustakaan dapat diuraikan sebagai berikut :

1).      Toko buku, taman bacaan atau yang sejenisnya;

2).      Warung internet (warnet) atau kafe-kafe yang menyediakan layanan hotspot/wifi.

3).      Teknologi informasi seperti mesin pencari google.

4).      Semua penyedia jasa layanan pencarian/penyedian informasi.

Agar perencanaan pemasaran berhasil, perpustakaan harus mencari keunggulan diferensiasi terhadap pesaing ketika menganalisis kekuatan internal dan eksternal peluang pasar. Keunggulan diferensiasi adalah salah satu aspek unik dalam suatu organisasi yang mempengaruhi target konsumen menjadi pelanggan setia perusahaan dibandingkan dengan pesaing lainnya (Lamb, Hair, & McDaniel, 2001:53).

Perpustakaan harus mencari perbedaan yang unik dan berkesan dari pada apa yang dipunya oleh pesaing. Jika pesaing seperti toko buku atau warung internet (warnet) menyediakan layanan berbayar, lalu keunggulan perpustakaan menyediakan layanan gratis. Namun perpustakaan tidak boleh berhenti sampai disitu, karena toko buku seperti Gramedia atau Togamas menyediakan buku-buku yang beragam, berkualitas dan up to date, kemudian mendesain gedung dan ruangannya semenarik mungkin, memanjakan telinga pengunjung dengan musik, serta keramahan dan senyuman karyawan dan security-nya, sehingga perpustakaan harus juga memperhatikan keunggulan pesaing itu, kalau tidak mampu melebihi paling tidak sama dengan mereka.

  1. Membuat Strategi Pemasaran

Langkah selanjutnya dalam perencanaan strategis pemasaran adaah menyusun strategi pemasaran. Menurut Tull dan Kahle (Tjiptono, 1997: 6) strategi pemasaran adalah alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut. Strategi pemasaran meliputi kegiatan menyeleksi dan penjelasan satu atau beberapa target pasar dan mengembangkan serta memelihara suatu bauran pemasaran yang akan menghasilkan kepuasan bersama dengan pasar yang dituju (Lamb, Hair, & McDaniel, 2001:54).

  1. Strategi Pasar yang Dituju

Pada organisasi perpustakaan, penentuan pasar atau wilayah garapan layanannya hanya difungsikan sebagai bahan untuk menganalisa kebutuhan pemustakanya. Berbeda dengan organisasi sektor swasta, dimana strategi penentuan pasar yang dituju berguna untuk memaksimalkan laba untuk dikembalikan kepada pemiliknya atau para pemegang saham.

Berkaitan dengan target pasar ini, jika pada organisasi sektor swasta berupaya mengembangkan segmen pasar yang merespon penawarannya, maka perpustakaan menargetkan layanannya kepada mereka yang apatis atau menolak menerima jasa mereka, misalnya siswa yang malas belajar atau kelompok masyarakat yang rendah minat baca, putus sekolah, dan lain sebagainya.

Perpustakaan memberikan layanan, dengan sumber daya yang tersedia, kepada mereka yang tidak memperoleh pelayanan yang memadai dari organisasi sektor swasta. Hasilnya, perpustakaan seringkali harus sebagai pelengkap daripada bersaing dengan usaha yang lainnya. Tugas penetapan posisi adalah mengenali segmen pasar yang kurang terlayani dan membuat program pemasaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka dibandingkan dengan menargetkan ceruk pasar yang mungkin paling menguntungkan.

  1. Bauran Pemasaran

Menurut Basu Swastha (1984:42), bauran pemasaran atau marketing mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi. Bauran pemasaran adalah kiat pemasaran yang digunakan perpustakaan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam wilayah kerjanya.

  1. Produk (Product)

Yang paling penting dalam bauran pemasaran dan yang merupakan langkah awalnya adalah penawaran produk dan strategi produk. Sangat sulit sekali merancang dan menentukan harga, memutuskan pilihan promosi, atau mendesain strategi distribusi tanpa terlebih dahulu mengenali produk yang akan dipasarkan. Produk perpustakaan adalah produk dalam bentuk jasa yang diberikan perpustakaan. Dalam menyusun perencanaan strategis pemasaran perpustakaan, maka pengelola perpustakaan harus terlebih dahulu menganalisis layanan apa yang diinginkan pemustakanya, karena setiap daerah atau setiap kelompok pengguna memiliki perbedaan dalam keinginan dan kebutuhannya terhadap layanan informasi.

  1. Harga (Price)

Perpustakaan sebagai lembaga non profit tentu jauh dari upaya komersialisasi jasa yang diberikannya, kalau ada perpustakaan yang seluruh atau kebanyakan jasa yang diberikannya mengandung unsur profit, maka perlu dipertanyakan dan harus ada langkah-langkah pengawasan terhadap pengelola perpustakaannya.

Namun tidak dipungkiri bahwa semua organisasi tentu membutuhkan sumber pendanaan dalam menjalankan organisasinya, termasuk didalamnya organisasi nirlaba seperti perpustakaan. Untuk itu jika perpustakaan terpaksa harus menetapkan harga suatu layanan khusus, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut yaitu :

ü  Mendistribusikan lagi pendapatan, maksudnya adalah penghasilan yang diperoleh hanya bertujuan untuk memenuhi biaya operasional perpustakaan, termasuk didalamnya biaya gaji pegawai.

ü  Pemustaka tidak dikenakan biaya keuangan tetapi harus menanggung biaya non keuangan lainnya.

ü  Harga yang ditetapkan harus dibawah harga pokok, tidak memberatkan dan bebas dari tujuan pemaksimalan laba.

  1. Tempat/distribusi (Place)

Perpustakaan harus memperhatikan dimana lokasinya yang strategis, sehingga mudah dijangkau oleh pemustakanya. Pada banyak kasus, perpustakaan kehilangan pemustakanya atau terjadi penurunan signifikan jumlah kunjungan masyarakat ke perpustakaan ketika gedung perpustakaan yang baru didirikan dengan biaya pembangunan yang besar berada di lokasi yang tidak tepat, susah dijangkau kebanyakan pemustaka, atau alasannya lainnya. Ada juga perpustakaan umum yang membuka beberapa perpustakaan cabangnya dibeberapa kecamatan atau desa sehingga memudahkan akses bagi masyarakatnya. Atau bisa juga dengan menyediakan layanan perpustakaan keliling yang dapat menjangkau seluruh pelosok daerah.

  1. Promosi (Promotion)

Promosi merupakan faktor penentu keberhasilan program pemasaran. Walaupun produk yang dihasilkan berkualitas, tetapi masyarakat belum pernah mendengar atau mengetahuinya dan tidak yakin bahwa produk tersebut berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah menggunakannya. Menurut Tjiptono (1997:219) pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran, dimana yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

Meskipun secara umum bentuk-bentuk promosi memiliki fungsi yang sama, tetapi bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya. Beberapa tugas khusus itu atau sering disebut bauran promosi (promotion mix, promotion blend, communication mix) adalah (Tjiptono, 1997:222) :Personal selling,Mass selling (terdiri atas periklanan dan publisitas),Promosi penjualan,Public relations (hubungan masyarakat),Direct marketing.

Ada beberapa bauran promosi yang dapat digunakan oleh perpustakaan, yaitu :

  1. Personal Selling

Adanya komunikasi face to face (tatap muka) antara pustakawan dengan masyarakat atau calon pemustaka untuk memperkenalkan perpustakaan dengan berbagai layanan yang disediakan, kemudian membentuk pemahaman mereka sehingga mereka kemudian tertarik untuk berkunjung dan pada akhirnya menjadi pemustaka. Kegiatan yang dapat dilakukan, yaitu : Presentasi ke kelompok masyarakat, ibu-ibu PKK, atau masing-masing kelas di sekolah, atau ke organisasi pemuda/organisasi kegiatan mahasiswa. Selain itu, juga bisa mengikuti pameran, baik itu pameran buku yang diselenggarakan oleh IKAPI atau pameran pembangunan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah.

  1. Mass selling

Salah satu bentuk komunikasi yang dapat diterapkan oleh perpustakaan dengan cara menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi tentang perpustakaan kepada masyarakat dalam satu waktu. Bentuk mass selling diantaranya pemasangan billboard; pembuatan brosur, booklet, leaflet, poster, baliho atau banner; pembuatan film tentang perpustakaan; membuat logo perpustakaan; membuat iklan cetak.

  1. Promosi Penjualan

Perpustakaan dapat menawarkan berbagai insentif untuk merangsang pemustaka untuk menggunakan jasa layanan perpustakaan dengan segera. Strategi promosi penjualan diantaranya : memberikan rabat (cash refund); melaksanakan pameran; dan menyediakan kupon berhadiah.

  1. Public relations

Kegiatan ini berupa upaya perpustakaan dalam mempengaruhi persepsi, opini dan sikap publik terhadap perpustakaan tersebut. Publik yang dimaksud disini adalah semua orang yang memiliki kepentingan terhadap perpustakaan. Kegiatan yang termasuk public relations diantaranya : membuat/buletin majalah perpustakaan; publikasi kegiatan perpustakaan di papan informasi; sponsor bagi klub-klub pecinta buku; dan melaksanakan seminar.

  1. Direct marketing

Promosi bentuk ini bersifat interaktif dengan memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk tujuan agar pemustaka merespon atau bertransaksi (penggunaan jasa) di sembarang lokasi, bentuknya antara lain : menyediakan katalog atau Online Public Acces Catalogue (OPAC); membuat TV direct response marketing; dan membuat radio, magazine, newspaper direct response marketing.

Peran promosi dalam bauran pemasaran adalah menghasilkan pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju melalui penyampaian, informasi mendidik, membujuk, atau mengingatkan mereka akan manfaat suatu organisasi atau suatu produk

 

Daftar Pustaka

Cravens, David W. 1996. Pemasaran Strategis. Jakarta : Erlangga.

Fatmawati, Endang. 2011. The Art of Library : Ikatan Esai Bergizi tentang Seni Mengelola Perpustakaan. Semarang : Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 1995. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta : Intermedia.

Lamb, Charles W., Joseph F. Hair, dan Carl McDaniel. 2001. Pemasaran. Jakarta : Salemba Empat.

Sunyoto, Danang. 2012. Dasar-dasar Manajemen Pemasaran : Konsep, Strategi, dan Kasus. Yogyakarta : CAPS

Sutisna. 2002. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Swastha, Basu. 1984. Azas-azas Marketing. Yogyakarta : Liberty

Tjiptono, Fandy. 1997. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Andi