PEMBANGUNAN BERBASIS KEBUDAYAAN
Artikel Pinto Janir(Pinto Janir) 23 Juni 2015 02:55:56 WIB
Silat tradisi mesti tumbuh dan kembang kembali di berbagai pelosok nagari. Tradisi bersilat bagi anak nagari Minangkabau tak boleh mati, karena ia bagian dari identitas diri. Harus kita jadikan silat menjadi tuan rumah di nagari sendiri.
Demikian Wakil Gubernur Sumbar H Muslim Kasim Datuk Sinaro Basa pada kegiatan “ Silaturahmi Pandeka Minang Salirik Marapi dan Singgalang bersama Wagub Sumbar Muslim Kasim” yang dislenggarakan Perkumpulan Seni Silek Tradisi Minang rancak Basamo, di kanagarian Batagak Agam, Sabtu malam (9/5) lalu.
“ Filsafat bersilat dengan ketetapan orang Minang pada adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah bagai bertemu ruas dengan buku. Adat seorang pandeka, lahir mencari kawan, bathin mencari Tuhan. Silek salah satu identitas pembentuk karakteristik anak nagari Minang yang senantiasa menjadi parik pagar dalam nagari. Mari kita semarakkan kreasi anak nagari salah satunya dengan menghidupkan sasaran-sasaran silek di berbagai nagari”, kata Wagub di hadapan puluhan tuo silek dan ratusan pandeka serta masyarakat pengunjung yang ramai memenuhi silaturahmi di lapangan bola Batagak itu.
Wagub menyampaikan berbagai gagasan dalam melestarikan dan mengembangkan tradisi basilek di Ranah Minang ini. “ Kita akan mendukung sepenuh hati bila para tuo-tuo silek berkehendak mendirikan Koperasi Pandeka Minang. Koperasi menjadi wadah sosial dan ekonomi tak saja bagi guru silek tapi juga bagi para pandekanya. Kita juga sangat mendukung bila ada keinginan dari tuo silek mendirikan wadah khusus bagi pengembangan dan pelestarian silek yang berakar tradisi Minangkabau yang bukan untuk dipertandingkan, tapi diarifi dalam sikap yang bijak. Untuk pengembangan silek tradisi Minang, segeralah lakukan Musyawarah Besar Pandeka Minang ”, saran Muslim Kasim (MK) yang juga sebagai Pembina Perkumpulan Silek Tradisi Minang Rancak Basamo Salingka Marapi Salirik Gunuang Singgalang.
PEMBANGUNAN BERBASIS KEBUDAYAAN
Dalam pada itu MK juga menyinggung tentang visi pembangunan berbasis kebudayaan dan berbasis kemasyarakatan. Pembangunan berbasis kebudayaan adalah pembangunan yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat dalam harmonisasi kearifan lokal. Pembangunan berbasis kebudayaan akan menerobos berbagai ruang, baik ruang reformasi, ruang sosial, ruang pengetahuan dan teknologi. “ Terkadang kita terpana karena putaran kencang roda globalisasi yang kadang menghantarkan kita kepada sesuatu yang menguntungkan atau memudahkan dan terkadang justru mencampakkan kita pada jurang kekeliruan sosial yang pada akhirnya menciptakan keputus-asaan dan melenyapkan kepercayaan diri. Akibatnya, kerapuhan sosial masih kita anggap kekuatan, kekeliruan masih kita anggap kebenaran. Kekeliruan menjadi kebiasaan, kebiasaan menjadi tradisi, tradisi menjadi pakaian sehari-hari; sikap ini harus kita ubah dengan pembangunan berbasis kebudayaan yang sesuai dengan adat basandi syarak-syarak basandi Kitabullah”, ujar MK yang sangat berharap sekali dan komit mendukung pelestarian silek tradisi.(Pinto Janir)