Australia investasi Peternakan Sapi Di Sumbar

artikel 2 YUNI ERLITA, S.Pt(Dinas Peternakan & Kesehatan Hewan) 22 Juni 2015 02:07:22 WIB


JAKARTA-(kontan.co.id) - Membaiknya hubungan diplomatik antara Indonesia dan Australia turut berdampak pada hubungan dagang dan investasi antar kedua negara. Investor peternakan sapi asal Australia yakni, Sustainable Agribisnis (SNC) dipastikan segera membangun kawasan agroindusti.

 
Hal ini ditandai dengan penetapan lahan baru seluas 1.000 hektare (ha) hingga 2.000 ha oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) untuk pembangunan kawasan agroindustri atau agroindustri center terpadi di Pasaman Barat. Investasi SNC yang membangun kawasan peternakan sapi ditaksir bernilai Rp 30 triliun.
 
Sebagai tahap awal perusahaan investasi yang bermarkas di Queensland ini berencana mengembangkan peternakan sapi terpadu di lahan eksisting seluas 6.000 hektare di Pasaman Barat. Pada lokasi tersebut nantinya akan dibangun industri peternakan sapi terpadu yang dimulai dari pembibitan, penggemukan, sampai pengolahan daging sapi.
 
Hal ini menindaklanjuti kerjasama SNC dengan Kementerian Pertanian dalam acara Roundtable Meeting on Indonesian Agriculture di Singapura pada tahun 2014 lalu.
 
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Sumatera Barat Erinaldi mengajak investor untuk tidak ragu berinvetasi di Pasaman. Sebab, Pemkab menjamin Pasaman Barat memiliki ketersediaan lahan dan akses transportasi baik darat maupun laut ada. Misalnya lewat jalur laut yakni pembangunan Pelabuhan Teluk Tapang di Air Bangis yang akan menghubungkan pasar di luar negeri.
 
Yusni Emilia Harahap, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) Kementerian Pertanian mengatakan, selain Australia pihaknya juga akan menawarkan investasi peternakan sapi ke Jepang. Kedua negara tersebut diketahui paling meminati investasi peternakan sapi di Indonesia.
 
"Sebab Indonesia punya luas lahan yang luas. Kami akan upayakan untuk pengembangan investasi peternakan di dalam negeri baik lewat joint venture. Agar Indonesia bisa mengurangi ketergantungan impor sapi baik dari bibit sampai sapi bakalan," tandas Emilia.