Padang By Pass 2

Artikel Yongki Salmeno(Yongki Salmeno) 12 Desember 2014 03:19:49 WIB


Pekerjaan Jalan Padang By Pass dua arah, 4 lajur dimulai. Menko Ekuin Chairul Tanjung, Menteri Pekerjaan Umum Joko Kirmanto, Menteri Perhubungan EE Mangindaan, Menteri Pertanian Suswono, didampingi dan disaksikan Forkopimda Sumbar dan Kota Padang, tokoh masyarakat dan sejumlah undangan lainnya melakukan penekanan tombol tanda dimulainya pekerjaan lanjutan jalan Padang By Pass, Jumat (29/9/2014).

Peningkatan jalan Padang By Pass 2 arah, 4 lajur ini memang sudah lama dinanti-nanti dan dirasakan makin mendesak kebutuhannya. Peningkatan jalan by pass dari satu jalur (dua arah) menjadi empat lajur (dua arah) telah tertunda sejak tahun 2012. Padahal peningkatan jalan ini makin dirasakan penting karena arus lalulintas di jalur ini makin padat, sehingga berimplikasi terhadap terganggunya kelancaran lalulintas dan meningkatnya angka kecelakaan.

Meningkatnya kepadatan lalulintas merupakan konsekuensi dari peningkatan kesejahteraan masyarakat. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat, makin meningkatnya jumlah kaum middle class (kelas menengah) menyebabkan makin banyaknya masyarakat yang mampu membeli kendaraan bermotor. Makin banyaknya kendaraan bermotor tentu menyebabkan peningkatan kepadatan lalu-lintas. Jalan-jalan yang dulu saat baru siap dibangun terkesan lebar dan lengang, dalam waktu tak terlalu lama, terasa sempit akibat tingginya arus lalulintas. Kini, kepadatan lalu lintas telah menjadi pemandangan sehari-hari.

Jalan Padang By Pass merupakan jalan penghubung utama antara Pelabuhan Teluk Bayur dengan Bandara Internasional Minangkabau. Tentu saja jalan ini juga merupakan jalan perlintasan antara pusat kota Padang dengan perkampungan masyarakat yang bertumbuh pesat sekitar jalan by pass. Total panjang jalan 27 kilometer, dengan total lebar jalan 40 meter, badan jalan utama selebar 2 x 7 meter, empat lajur, dan dua arah. Di sisi kiri dan kanan jalan juga dilengkapi dengan jalur khusus sepeda motor.

Konstruksi jalan sepanjang 5 km dari Simpang Gaung sampai Simpang Lubuk Begalung menggunakan rigid pavement (beton semen), sedangkan dari Simpang Lubuk Begalung hingga Duku (fly over) menggunakan flexible pavement (aspal beton). Fly over Duku juga akan disempurnakan dan dilengkapi, direncanakan bentuknya akan mirip dengan Jembatan Semanggi yang ada di Jakarta. Proyek ini akan dikerjakan oleh kontraktor Korea bekerjasama dengan kontraktor lokal. Proyek senilai Rp 358 milyar ini diperkirakan akan memakan waktu pengerjaan selama 2 tahun.

Hal ini tentu saja bertujuan agar masyarakat merasa lebih nyaman dan aman bepergian, baik ke tempat kerja, sekolah, transportasi barang dan berbagai kebutuhan lainnya. Seiring dengan jumlah pertambahan jumlah kendaraan di Sumatera Barat, jalan-jalan yang memang terasa makin kurang memadai, terutama di kota-kota dan pusat aktifitas kegiatan ekonomi masyarakat. Dalam keadaan seperti saat ini, anggaran yang tersedia sangat terbatas, untuk memperlebar jalan atau membangun jalan baru sangatlah sulit. Apalagi biaya yang butuhkan untuk membangun jalan, termasuk untuk ganti rugi lahan sangat besar dan rumit urusannya.

Namun kita bersyukur meski dalam keadaan serba sulit tersebut, pembangunan dan peningkatan kualitas jalan di Sumbar ini masih bisa kita lakukan dan terus berjalan. Jalan-jalan antar kota dan kabupaten di Sumatera Barat, apalagi yang dilalui rute Tour de Singkarak (TdS), dipastikan mulus semua. Rute Jalan Padang – Solok baru saja selesai dibangun, kini telah lancar dan mulus dengan konstruksi cor beton. Begitu juga rute jalan lintas Solok – Dharmasraya, telah selesai diperbaiki.

Jalan lintas Barat Sumatera yang melewati Pesisir Selatan, Padang Pariaman dan Pasaman juga sedang dibenahi. Rute perbatasan Bengkulu hingga Padang dan berlanjut di Padang Pariaman sudah selesai diperbaiki dan mulus, sedangkan rute Lubuk Basung menuju perbatasan Sumatera Utara sedang dikerjakan dan terus berjalan. Tak heran jika Sumatera Barat mendapat penghargaan dari Menteri Pekerjaan Umum sebagai daerah dengan infrastruktur terbaik.

Jalan alternatif Padang – Bukittinggi melalui Sicincin-Malalak juga terus ditingkatkan dan dibangun. Jalan ini nantinya juga akan dilengkapi dengan terowongan panjang di daerah Balingka dan tembus ke Ngarai Sianok. Di Ngarai Sianok juga akan dibangun Jembatan Panjang untuk menyeberang menuju Kota Bukittinggi.

Selain itu untuk mengurai kepadatan lalu-lintas dan antisipasi masa depan, jalur-jalur kereta api akan diaktifkan lagi. Setelah melakukan berbagai kajian, disimpulkan bahwa kereta api adalah solusi yang paling layak dan murah untuk mengatasi masalah transportasi massal di berbagai daerah padat penduduk di dunia, termasuk Sumatera Barat. Transportasi dalam kota menuju BIM akan dioptimalkan dan dilengkapi prasarana penunjang rail bus yang sudah ada.

Kita tentu harus bekerja keras dan berjuang untuk mewujudkan semua itu. Kita harus membuktikan bahwa kita mampu melaksanakannya dengan baik dan betul-betul bermanfaat bagi kepentingan masyarakat. Pemerintah pusat atau investor tidak begitu saja menyediakan fasilitas dan dana untuk proyek-proyek tersebut, karena 32 provinsi lainnya di Indonesia juga menginginkannya. Keseriusan, kerja keras dan bukti nyata adalah garansi bahwa pemerintah dan investor mau mengalokasikan proyek-proyek penting tersebut ke Sumatera Barat.

Kita berdoa semoga kegiatan pembangunan tersebut terus berjalan, kepercayaan dan dukungan terus diberikan kepada Sumatera Barat. Tentu saja tanpa dukungan masyarakat semua program tersebut tak bisa berjalan. Beberapa proyek jalan tertunda atau batal dilaksanakan karena sulitnya proses ganti rugi. Atau sejumlah kegiatan tidak sukses karena kurangnya dukungan, partisipasi masyarakat atau keseriusan masyarakat dalam menjalankan kegiatan tersebut.

Semoga ke depan semua kendala-kendala tersebut bisa kita atasi, pembangunan di Sumatera Barat terus berjalan dengan sukses dan lancar. Dengan demikian peningkatan kesejahteraan masyarakat yang kita dambakan dan kita cita-citakan bisa tercapai. Amin. ***(Irwan Prayitno)