PAK JIS TEMUKAN MUSTIKA AJAIB JJ MUSTIKA PENGHILANG BAU BUSUK

Artikel Pinto Janir(Pinto Janir) 23 September 2014 06:14:05 WIB


“Doktrin PHT itu adalah membentuk petani yang kreatif, kritis, inovatif, dan memiliki cakrawala bertani yang mantap, serta sadar lingkungan”, kata Pak Jis petani yang berumah bagus itu.

Suatu kali Pak Jis masuk ke gudang pupuknya. Pada sebuah sudut ia melihat sebuah bangkai tikus. Aneh, bangkai tikus itu tak berbau. Ia lihat ada sesuatu yang menetes ke tubuh bangkai tikus tersebut. Tikus itu diurungi oleh suatu kerumunan binatang kecil.

Heran. Pak Jis terus menghidu bangkai itu hingga ke pangkal hidungnya. Tetap juga tak berbau. Kemudian, penemuannya itu ia kabari pada sahabatnya Jasmir seorang penyuluh pertanian. Jasmir sendiri bagi Pak Jis sudah seumpama lebih dari dunsanak.

Pada akhirnya, berdua mereka menyimpulkan bahwa yang menyebabkan bangkai tikus itu tak berbau adalah “suatu” zat yang dmunculkan oleh suatu binatang yang hinggap di bangkai itu.

Bersorak mereka gembira, karena menemui suatu hal yang baru.

Dari suatu “zat” yang ditimbulkan oleh binatang itu, mereka olah untuk diciptakan menjadi sesuatu yang mereka namakan dengan JJ Mustika. JJ itu singkatan nama Jis dan Jas.

Setelah penemuan itu mereka olah, dengan perbandingan 1;5, maksudnya satu gelas JJ mustika dicampur dengan 5 gelas air maka bila disemprotkan ke taik ayam dijamin kandang ayam itu tak akan menelorkan bau busuk.

Bahkan JJ mustika juga dapat dijadikan sebagai bahan penghilang bau badan dan bau mulut. “ Ini organik lho, tak ada campur tangan zat kimia di dalamnya”, ujar Pak Jis.

Kemudian Pak Jis membawa kita ke gudang pupuk kandangnya. “ Coba anda rasakan, apakah gudang pupuk saya berbau busuk? Tidak bukan?” ujar Pak Jis.

Aneh juga, kandang ayam dan gudang Pak Jis sama sekali tak berbau.

Kini Pak Jis dan Pak Jas sedang mengurus proses hak paten.

“ Ya, PHT bagi saya adalah pengetahuan dan sebuah teknologi yang membentuk petani menjadi seorang kreator, tak saja bagi tanamannya, tapi juga bagi lingkungannya!” tukas Pak Jis didampingi oleh sahabatnya Pak Jas. (Pinto Janir)