DESI KURNIA : Menyesal, Mengapa Baru Kini Mengenal PHT

Artikel Pinto Janir(Pinto Janir) 22 September 2014 08:57:58 WIB


“Alhamdulillah, berkat pengajaran PHT, padi nan awak tanam sekarang ini tumbuh subur dan hama serta penyakitnya dapat diatasi sejak dini”

Desi Kurnia (32) ibu dua anak istri tercinta dari Sawirman ini menyesal mengapa tidak sejak dulu mengenal PHT. Mengapa ia baru mengenal PHT sejak bulan Mei 2014. Kini ia masih praktek Sekolah Lapangan PHT yang akan berakhir bulan Oktober 2014 ini. “ Ya, saya menyesal mengapa baru kini diberi kesempatan mengenal teknologi PHT ini” kata Desi petani asal Sungaiangek Baso Agam ini.

Desi bertanam padi di atas lahan seluas setengah hektar yang tersebar di 3 tumpak (lokasi). Ia berharap, pasca mengenal PHT ini hasil padinya akan meningkat.

“Alhamdulillah, berkat pengajaran PHT, padi nan awak tanam sekarang ini tumbuh subur dan hama serta penyakitnya dapat diatasi sejak dini”, kata Desi yang menuturkan hasil padinya dulu sebanyak 35 karung.Padi sekraung sekitar Rp 200 ribu. 1 karung padi menghasilkan beras sekitar 20 kg. Beras 1 kg = Rp 11 ribu. Hasil totalnya adalah 700 kg atau Rp 7.700.000,-

Nikmat nyata yang ia rasakan dari PHT adalah berkurangnya atau lenyapnya biaya racun atau pestisida dan biaya pupuk.

“Pengetahuan PHT sangat membantu petani. PHT adalah wujud nyata dari salah satu cara mengatasi kemiskinan di kalangan para petani kita. Bayangkan, dengan mengetahui dan mengikuti pembelajaran PHT kita jadi mengerti tentang hama dan penyakitnya. Yang lebih hebat lagi adalah, ternyata cara penanggulangan hama dan penyakit tanaman tidak lagi melalui obat atau pestisida yang kita beli melainkan kita olah dan kita akali secara sendiri. Saya bersyukur sekali mengenal dan diberi kesempatan menmgikuti SLPHT ini. Mudah-mudahan petani lain juga diberi kesempatan supaya kemiskinan tak lagi identik dengan petani…!” ujar Desi.(Pinto Janir)

 

 

 

 


Berita Terkait Lainnya :