Disbudpar Sumbar Gelar Workhsop Pengembangan Promosi Pariwisata

Pariwisata () 30 Juni 2014 02:49:07 WIB


 

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumbar, kamis (19/6) di Pangeran Hotel Beach menggelar kegiatan Workshop "koordinasi dan kerjasama dalam pengembangan promosi pariwisata Sumbar", yang dihadiri oleh kepala dinas pariwisata di kabupaten dan kota, Asita Sumbar, PHRI Sumbar, dan pelaku usaha. Hadir sebagai pemateri antara lain, Hendri Hassan, penggiat wisata, dan Haris Satria, Dekan Fakultas UPI YPTK Padang. Kegiatan ini tak lain bertujuan agar, pengembangan kepariwisataan Sumbar dapat lebih baik lagi, pemilihan strategi promosi, nama serta isu menjadi hal pokok yang harus diperhatikan.

Melalui kegiatan ini, diharapkan sistem koordinasi dan kerjasama di semua pihak terkait dapat lebih baik lagi agar pengembangan promosi pariwisata sumbar dapat berjalan sesuai apa yang diinginkan.

Dua pemateri yang dihadirkan, memiliki konsep promosi yang cukup baik, Hendri Hassan yang diketahui merupakan salah satu penggiat dan pemerhati kepariwisataan lebih mengutamakan pengembangan promosi dari segi isu global yang mencakup industri ekonomi kreatif yang menjadi tumpuan, Isu regional, layanan wisata terlengkap, Isu lokal yang menyentil rasa kenyamanan dan keamanan, Tagline, target market dan gerakan sadar wisata yang diberi nama "ayo sata".

Sedangkan Haris Satria, menekankan kepada konsep branding. Materi "Bukan nama biasa" yang dipaparkan haris, mengupas tentang arti dari sebuah Brand, Jenis Brand. Track record, problem Solving, dan strategi promosi lewat iklan digital. Iklan payakumbuh City, kota padang yang ditampilkan, merupakan salah satu contoh strategi promosi yang dianggap cukup baik. disamping kualitas gambar yang bagus, pesan yang diberikan juga dengan mudah dapat di cerna oleh semua kalangan.

Tak hanya memberikan materi dan sesi tanya jawab, Disbudpar Sumbar juga mengupas tentang bagaimana kota Sawahlunto yang hingga saat ini berhasil menjadi kota wisata dengan cara mentransformasi kota tambang menjadi kota wisata. (*)

Sumber : Andri Mardiansyah