Belajar dari yang Sudah Pulih

Artikel () 23 November 2020 10:36:33 WIB


Harian Singgalang edisi 17 November 2020 di halaman utamanya menurunkan tulisan dengan judul, “Sejak Saat Itu, Ia Menolak Dinas Luar Provinsi”.  Tulisan ini menceritakan kisah Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Sumbar, Yosmeri. 

 

Yosmeri pernah terkena atau positif covid ketika tugas luar provinsi. Setelah itu ia memutuskan untuk tidak lagi tugas luar provinsi. Ia banyak menolak banyak perjalanan dinas dan diserahkan kepada kabidnya. Ia trauma dan tidak ingin jatuh ke lubang yang sama dua kali. 

 

Yosmeri menyatakan bahwa cukup sekali saja ia merasakan positif covid dalam hidupnya. Kisah Yosmeri sebelum masuk di koran, pernah viral beberapa bulan lalu di jejaring whatsapp group yang kemudian masuk di jejaring facebook. Banyak pihak yang mengapresiasi apa yang disampaikan oleh Yosmeri dalam tulisannya tersebut. 

 

Yosmeri saat ini ketika luar rumah sangat hati-hati. Dan ketika menemukan orang tidak bermasker maka ia akan menegur orang tersebut. Ini merupakan sebuah bentuk tanggung jawab sosial dan juga bentuk kepedulian sosial dari seorang yang pernah terkena covid. Ia tak ingin orang lain juga ikut terkena. Karena sangat tidak enak hidup jika sudah terkena covid. 

 

Di berbagai tempat yang ia datangi, jika terlihat ada yang tidak bermasker, maka akan ia tegur. Bahkan di kantornya, pegawai yang terlihat tidak memakai masker akan malu dan merasa bersalah sehingga langsung “kocar-kacir”.

 

Yosmeri ketika ditanya Singgalang terkait masih ada orang yang belum percaya dengan adanya covid menjawab, bahwa ia adalah bukti nyata adanya covid. Yosmeri mengimbau agar jangan sampai setelah diri atau keluarga terkena baru percaya. Karena sudah banyak yang meninggal akibat terkena covid.  

 

Apa yang disampaikan oleh Yosmeri dan dimuat di Harian Singgalang sudah sepantasnya dijadikan referensi oleh masyarakat. Sehingga masyarakat mau patuh kepada protokol kesehatan. 

 

Karena saat ini, masih ada saja yang menganggap enteng tidak memakai masker di area publik. Seolah-olah tidak akan pernah terkena covid. Padahal kisah-kisah mereka yang terkena covid dan pulih kembali sudah semakin banyak ditulis di media massa. Seperti yang dilakukan oleh Harian Singgalang, yang membuat rubrik khusus tentang kisah orang-orang yang pernah terkena covid lalu pulih kembali. 

 

Tuhan akan mengubah nasib suatu masyarakat atau kaum atau bangsa jika mereka juga mengubah apa yang ada pada dirinya sendiri. Untuk konteks covid, maka mau tidak mau masyarakat harus memakai masker ketika di luar rumah, rajin mencuci tangan, dan menjaga jarak. Baru mereka bisa terhindar dari covid. Sebaliknya, jika di area publik tidak memakai masker, rajin mencuci tangan, dan menjaga jarak, akan mudah terkena. (efs)