Menghargai Pahlawan dengan Perang Malawan Narkoba dan Sex Bebas

Artikel Yal Aziz(Tenaga Artikel) 10 November 2020 15:12:52 WIB


Menghargai Pahlawan dengan Perang Malawan Narkoba dan Sex Bebas

Oleh: Yal Aziz

 

BANGSA yang baik adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya. Untuk itu kini, sudah saatnya kita mengambil moment Hari Pahlawan, 10 November ini, yang tak hanya mengnang jasa pahlawan, tetapi meneruskan cita-cita perjuangan pahlawan tersebut dengat tekad menuju negara adil dan makmur.

Daerak kita Sumatera Barat yang lebih populer dulu dengan sebutan Minangkabau, banyak melahirkan para pahlawan nasional, seperti Tuanku Imam Bonjol, Bung Hatta, ST Syahril, Muhammad Nasir, Muhammad Yamin, Tan Malaka, Buya Hamka, Abdul Halim, Abdul Muis, Adnan Kapau Gani dan Bagindo Aziz Chan mantan Walikta Padang.

Sebagaimana kita ketahui, gelar Pahlawan Nasional adalah penghargaan tertinggi tingkatannya di negara kita  Indonesia. Gelar pahlawan  diberikan oleh Pemerintah sebagai penghargaan atas tindakan yang dianggap mengandung nilai – nilai kepahlawanan. 

Kemudian gelar ini berupa gelar anumerta yang diberikan setelah seorang tokoh perjuangan meninggal dunia. Perbuatan heroik tersebut didefinisikan sebagai perbuatan nyata yang bisa dikenang serta diteladani selama sepanjang masa bagi masyarakat lainnya, atau tindakan dari seseorang yang berjasa luar biasa bagi kepentingan bangsa dan negara.

Kini sebagai generasi penerus perjuangan bangsa ada baiknya juga merenungkan sejenak tentang jasa para pahlawan kita tersebut. Salah satu caranya tentu dengan  meingkat terus kemampuan diri kita di semua sektor. 

Kemudian, apapun namanya yang menjadi penghambat atau penghalang kemajuan pembangunan haruslah kita singkirkan dan lawan. Khusus penghalang atau penghabat kemajuan anak bangsa harus juga kita lawan.

Sebagaimana kita ketahui dana amati secara kasat mata tentang prilaku menyimpang dari generasi muda seperti kecanduan narkoba dan LGBT harus kita harus lawan dan bila perlu melakukan aksi damai dengan melaksanakan unjuk rasa dengan tujuan meminta pemerintah berperang total dengan pengedar narkoba, serta meminta pemerintah untuk menutup semua tempat hiburan yang lebih mementingkan penjajakan sex bebas dan bisnis ese-esek.. 

Sebagai daerah yang berbudaya, Adat Basyandi Syarak dan Syarak Basandi Kitabullah, sudah saatnya sekarang kita perlihatkan dan tunjukan kalau Sumatera Barat daerah yang jadi acuan bagi provinsi lain dalam memberantas narkoba dan LGBT.

Kita pun berharap kepada ninik mamak, serta alim ulama serta tokoh masyarakat supaya satu bahasa terhadap pemberantasan narkoba dan sex bebas di Ranah Minang.  Kini sudh saatna bergerak dan berbicara lantang, Sumatera Barat No Sex Bebas dan LGBT. Semoga!!!. (Penulis wartawan tabloidbijak.com).