SALAH TUJUAN HIDUP, HENDAK KEMANA?

Artikel Zakiah(Tenaga Artikel) 26 Oktober 2020 06:30:17 WIB


Setiap manusia mempunyai keinginan dan tujuan hidup. Idealnya tentu tujuan hidup yang benar 

dan lurus sesuai ajaran agama yang dianutnya. Karena orang yang salah dalam menentukan tujuan 

hidup, atau tidak pernah menetapkan tujuan hidupnya, dia akan bingung, hendak kemana arah 

kehidupannya?

Lebih kacau lagi jika dia tidak beragama atau atheis, maka tujuan hidupnya akan terbawa ke arah 

materialis duniawi semata. Mungkin saja , dia tidak meyakini bahwa akan adanya akhirat, adanya Hari 

Pembalasan, dimana setiap manusia akan dibangkitkan kembali dari kuburnya, dari kematiannya, dan 

akan dimintai pertanggung jawaban atas segala perilakunya selama hidup di atas dunia ini.

Bagi siapa pun yang beragama Islam. Tujuan hidup kita adalah akhirat, tujuan kita adalah Surga-Nya. 

Sebagaimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan bahwa menjadikan akhirat sebagai 

tujuan adalah cara yang terbaik dalam meniti jalan hidup ini.

Karena Allah Azza wa Jalla akan memberikan berbagai kemudahan bagi orang yang berbuat demikian, 

sebagaimana disebutkan di dalam hadits berikut ini :

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

“Barangsiapa akhirat menjadi tujuannya (niatnya), niscaya Allah akan menjadikan kekayaannya di dalam 

hatinya, Dia akan mengumpulkan segala urusannya yang tercerai-berai, dan dunia datang kepadanya 

dalam keadaan hina. Dan barangsiapa dunia menjadi tujuannya (niatnya), niscaya Allah akan menjadikan 

kefakiran berada di depan matanya, Dia akan mencerai-beraikan segala urusannya yang menyatu, dan 

tidak datang kepadanya dari dunia kecuali sekadar yang telah ditakdirkan baginya.” [HR Tirmidzi, no. 

2465].

Manusia tidak diciptakan begitu saja tanpa adanya tujuan hidup. Setiap orang yang mendalami Al-

Qur’an dan mempelajari Sunnah tentu mengetahui bahwa puncak tujuan dan sasaran yang dilakukan 

orang Muslim yang diwujudkan pada dirinya dan di antara manusia ialah ibadah kepada Allah semata.

Manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk mengemban amanah dan menjalankan tugasnya sebagai 

khalifah di muka bumi. Dengan melihat asal mula kejadian manusia, kita dapat mengetahui bahwa Allah 

memberikan kelebihan bagi manusia dalam hal akal dan pengetahuan yang tidak dimiliki oleh makhluk 

lainnya.

Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam menggambarkan hidup manusia bagaikan didalam sebuah 

persegi empat yang mengelilinginya. Di dalam persegi empat itu terdapat sebuah garis lurus yang 

melewati persegi empat yang digambarkan sebagai cita-cita manusia. Apabila manusia keluar dari 

persegi empat tersebut berarti dia sudah keluar dari kehidupannya. Ini menunjukkan bahwa cita-cita 

manusia terlalu jauh untuk dicapai dan melampaui batas ajalnya.

Lalu, apa hakikat tujuan hidup ini apabila ternyata ujungnya adalah kematian? Untuk apa kita 

meraih angan-angan setinggi langit sementara kematian dapat memisahkan kita dengan angan-angan 

tersebut?

Maka ketahuilah, bahwa tujuan kita hidup di dunia ini adalah semata-mata untuk beribadah kepada 

Allah subhanahu wata’ala. Allah ta’ala berfirman :

ْو َو َم ِن ا َخل ِليَعْبُدُس إْْلِنِْج َّن َوا ُْت ال لَقْ

“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepadaKu”

(Q.S Adz-Dzariyat : 56)

Ayat tersebut mengisyaratkan kepada kita bahwa tujuan diciptakannya dua makhluk –jin dan 

manusia– adalah untuk beribadah kepada Allah ta’ala. Tidak ada tujuan lain kita dihidupkan di dunia ini 

selain untuk beribadah kepada-Nya.

Betapa banyak dari kita yang tidak sadar akan hal ini. Padahal kita menyadari bahwa ujung dari 

kehidupan kita adalah kematian. Namun, betapa banyak dari kita yang justru menjadikan finish dalam 

hidupnya adalah kehidupan dunia karena menyangka tidak akan dibangkitkan setelah kematian. 

Oleh karena itu, hendaknya kita jadikan dunia yang kita miliki saat ini sebagai sarana penunjang

kelancaran ibadah kita. Janganlah kita jadikan ia sebagai tujuan hidup!

Mari kita ubah prioritas kehidupan kita hanya untuk akhirat. Hilangkanlah kecintaan terhadap dunia 

dan ketakutan terhadap kematian. Karena betapapun kita mencintai dunia dan takut akan kematian, 

maka pasti kita akan jumpai kematian itu.Wallahu a'lam.(SZ)