Pemko Sawahlunto Upayakan Sawah Tadah Hujan Segera Dialiri Irigasi, PT. Bukit Asam Bantu Pompa Irigasi Tenaga Surya
Berita OPD Desi Marlinda(Diskominfo) 21 Oktober 2020 17:28:34 WIB
SAWAHLUNTO – Dulu para petani sawah tadah hujan di Desa Talawi Mudik Kecamatan Talawi hanya bisa menanam dan panen 1 kali dalam setahun. Namun kini semenjak aliran air ke sawah tersebut dibantu dengan adanya pompa irigasi tenaga surya maka petani – petani tersebut sudah bisa menanam dan panen 2 kali bahkan bisa 3 kali dalam setahun.
Bantuan pompa irigasi tenaga surya ini, adalah bantuan yang bersumber dari Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Bukit Asam. Pompa irigasi tenaga surya tersebut, telah dipasang sejak 2018 dan diresmikan penggunaannya sejak 08 Agustus 2019 atau pertengahan tahun lalu. Saat ini, aliran air dari pompa irigasi tenaga surya itu mengaliri 50 hektar lebih areal sawah yang terletak 3 Desa di Kecamatan Talawi, yakni Desa Talawi Mudik, Talawi Hilie dan Desa Bukik Gadang.
Salah satu Kelompok Tani (Keltan) di Desa Talawi Mudik yang memanfaatkan pompa irigasi tenaga surya tersebut, yakni Keltan Tampang Jaya saat ini mulai melakukan panen. Pada Sabtu 17 Oktober 2020 tadi, Walikota Sawahlunto Deri Asta bersama General Manager PT. Bukit Asam Pertambangan Ombilin (PTBA PO) Yulfaizon, ikut hadir langsung dalam panen tersebut sekaligus mengadakan temu ramah dan dialog dengan para petani.
Ketua Keltan Tampang Jaya, Hendri mengatakan luas lahan sawah yang digarap Keltan ini yakni 19 hektar. Sejak mendapat aliran air yang bersumber dari pompa irigasi tenaga surya, menurut Hendri sekarang produktifitas sawah mereka mengalami peningkatan yang cukup signifikan, contohnya saja untuk turun ke sawah sekarang sudah sampai 5 kali dalam 2 tahun.
“Produktifitas KGP kita sekarang itu 6,3 ton/hektar. Alhamdulillah, ini peningkatan yang sangat bagus. Kita berharap, panen berikutnya terus meningkat,” ujar Hendri.
General Manager PT. Bukit Asam Pertambangan Ombilin (PTBA PO) Yulfaizon, menyebut bahwa Pompa Irigasi PLTS di Desa Talawi Mudik Kota Sawahlunto ini beroperasi sejak tahun 2019 dan memiliki kapasitas 50 liter/detik dengan head 50 meter. Bantuan tersebut terdiri 1 unit pompa submersible, 1 unit inverter, 1 unit bak intake ukuran 3×3 meter dengan kedalaman 6 meter.
“Kami bersyukur, CSR yang kami berikan ini terlihat nyata telah memberikan manfaat besar pada pertanian di sini. Memang, tujuan kami memasang pompa irigasi tenaga surya pada areal sawah tadah hujan adalah untuk meningkatkan produktifitas penanaman maupun panen, sehingga nantinya juga berdampak pada peningkatan perekonomian petani,” sebut Yulfaizon.
Mengenai peluang untuk menambah pompa irigasi tenaga surya tersebut di Sawahlunto, Yulfaizon mengatakan pada prinsipnya bisa namun tentu dengan terlebih dahulu diseleksi dan mengikuti tahapan yang telah ditentukan manajemen perusahaan.
“Kita memang masih membuka kesempatan, mencari potensi lagi lahan sawah tadah hujan yang perlu kita bantu dengan pompa irigasi tersebut. Kita di unit Sawahlunto itu mengajukan ke manajemen pusat PT. Bukit Asam, nanti tim dari sana yang akan turun untuk survey sampai kemudian menentukan layak atau tidaknya lolos untuk kita bantu,” ujar Yulfaizon.
Sementara, Walikota Sawahlunto Deri Asta menyatakan bahwa keberadaan pompa irigasi tenaga surya ini memang sangat strategis dalam membantu petani. Karena itu, Pemerintah Kota Sawahlunto akan terus membantu mengusulkan agar perusahaan – perusahaan BUMN bisa membantu pemasangan pompa irigasi ini pada sawah tadah hujan di Sawahlunto.
“Kita coba ajukan proposalnya agar bisa mendapat CSR dari perusahaan BUMN, kalau nanti tidak lolos baru kita upayakan melalui APBD atau juga APBDes. Untuk 2021 mendatang, itu kita mengajukan sawah tadah hujan di Desa Salak, sudah kita koordinasikan untuk mengajukan proposal CSR ke PT. PLN. Itu kalau jadi, maka areal sawahnya yang bisa dialiri dari pompa irigasinya mencakup 3 Desa, yakni Desa Salak, Desa Sijantang dan Desa Batu Tanjung,” kata Walikota Deri Asta.
Ditambahkan Walikota, kondisi lahan sawah di Sawahlunto memang didominasi oleh sawah tadah hujan. Dimana berdasarkan data dari Dinas Pertanian, sawah tadah hujan mencapai 60 persen, sementara sawah irigasi hanya 40 persen.
“Padahal, yang tingkat produktifitasnya tinggi dan bisa maksimal tentu saja sawah irigasi. Karena itulah, kita terus mengupayakan agar semakin bertambah irigasi – irigasi yang dibangun untuk sawah – sawah tersebut. Alhamdulillah, dengan adanya bantuan CSR seperti dari PTBA ini sangat membantu sekali, meningkatkan lahan sawah kita yang menggunakan irigasi,” ujar Walikota Deri Asta. (Humas)