Jangan Pilih Pemimpin Munafik

Artikel Yal Aziz(Tenaga Artikel) 18 Agustus 2020 15:16:15 WIB


Jangan Pilih Pemimpin Munafik

Oleh Yal Aziz

 

KINI, para anak bangsa yang berambisi menjadi kepala daerah, apa itu jabatan gubernur, bupati dan walikota, lagi sibuk-sibuknya menebar pesona. Tujuannya agar dipilih dan terpilih menjadi penguasa sebagai kepala daerah.

 

Agar kita tidah salah pilih, tentu kita perlu menimang-nimang bakal calon yang ikut pilkada, 2020 ini, untuk dipilih. Salah satunya, jangan pilih pemimpin munafik. Apa itu munafik?.   

 

Secara logika, munafik adalah orang yang memiliki sifat nifak. Nifak artinya menampakkan yang baik dan menyembunyikan yang buruk. Nifak sangat dibenci oleh Allah sehingga orang yang munafik diancam oleh-Nya dengan siksa yang amat pedih, di neraka yang paling dasar.

 

Allah memberi ancaman sangat keras karena nifak merupakan sifat yang sangat berbahaya. Dalam peribahasa, di istilahkan  ”ular berkepala dua”, ”bermuka dua” dan ”lain di mulut lain di hati”.

 

Semuanya itu menggambarkan sifat nifak yang sangat dibenci oleh semua orang. Seorang munafik bisa sangat berbahaya karena kepandaiannya menyembunyikan kebenaran. Ia sangat pandai bermanis muka, bahkan kepada orang yang ia musuhi dan hendak ia celakai.

 

Dalam sejarah Islam, kelihaian orang munafik telah menyebabkan Nabi Muhammad saw. dan pasukan muslimin menderita kerugian. Gara-gara tindakan munafik, sebagian tentara Islam membelot sehingga kaum muslimin mengalami kekalahan dalam Perang Uhud.

 

Banyak sekali ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang sifat munafik. Di antaranya terdapat dalam empat ayat Al-Qur’an sebagai berikut. Orang munafik merasa berhasil dengan tipuannya, tetapi dibantah oleh Allah."Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. (Q.S. an-Nisa’ [4]: 142)

 

Dalam ayat lain Allah berfirman:"Ingatlah, ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata: “Mereka itu (orang-orang mukmin) ditipu oleh agamanya”. (Allah berfirman): “Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (Q.S. al-Anfa-l [8]: 49)

 

Atas kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang munafik, Allah mengancam akan menempatkan mereka di api neraka." Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. (Q.S. an-Nisa’ [4]: 145)

 

Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk bersikap hati-hati tehadap orang munafik. Kita harus mengecek kebenaran berita yang mereka sampaikan. Bahkan, orang munafik jika diberi amanah harta akan menyelewengkannya, padahal Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Allah memerintah kalian agar mengembalikan amanah pada pemiliknya” (QS: 3: 58).

 

Secara fakta, seorang kepala daerah, apa itu gubernur, bupati atau walikota, juga bertanggungjawab atas keamanan dan kemaslahatan masyarakat serta sejumlah tanggungjawab lainnya yang tidak bisa diremehkan. Seorang kepala daerah hendaknya bertindak sebagai pelayan masyarakat, bukan malah merasa sebagai orang besar yang harus dihormati. Oleh karena itu, memegang tampuk kepemimpinan itu tidak mudah apalagi di Sumatera Barat Ranah Minang. 

 

Jadi sebagi orang Minang, kita  harus menghindari sifat orang munafik dengan cara :1. Senantiasa menjaga lisan, 2. Memperbaiki setiap keburukan dengan berbuat baik kepada orang lain, 3.Meneladani sikap Nabi Muhammad saw, 4. Mengingat bahwa Allah Swt yang Maha melihat, Mendengar, Mengetahui, dan mengawasi kita, 5.Senantiasa takut kepada Allah Swt. dan menjalin silaturrahim sesama teman, 6.Berusaha mendekatkan diri kepada Allah Swt.

 

Jadi kini,marilah kita hindari perbuatan tercela seperti berdusta,ingkar janji dan berkhianat dan marilah menjadi seorang mukmin yang selalu rendah hati ,selalu memperbaiki setiap keburukan dengan berbuat baik kepada orang lain. Semoga!. (Penulis wartawan tabloidbijak.com)