Memaknai Hari Anak Nasional

Artikel Yal Aziz(Tenaga Artikel) 20 Juli 2020 14:45:37 WIB


Oleh Yal Azz

BULAN Juli bisa kita katakan sebagai hari yang istimewa bagi anak-anak Indonesia. Kenapa? Karena setiap, 23 Juli diperingati sebagai Hari Anak Nasional, sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1984.

Untuk itu, ada baiknya juga kita di Ranah Minang untuk memanfaatkan peringatan Hari Anak Nasional ini untuk membentuk karakter anak bangsa sesuai dengan filosofi Minangkabau Adat basandi Syarak dan Syarak Basandi Kitabullah. 

Secara logika dan fakta anak tak hanya sebagai pelanjut generasi, tetapi juga punya hubungan ritual kepada orang tuanya. Untuk itu, seorang orang tua haruslah memberikan contoh yang baik kepada  anaknya.

Selain orang tua, juga peranan guru punya peran terhadap pribadi dan prilaku anak. Sebagai contoh ada anekdot ynag menyebutkan;"Guru kencing berdiri, si anak akan kencing berlari." Kenapa? Karena sosok orang tua dan guru merupakan cermin bagi anak.

Kalau menurut ajaran Islam, cara mendidik anak dengan memberi contoh dan mengajarkan shalat, sejak  balita dengan memberikan pelajaran membiasakan anak untuk mengambil air wudhu dan mengikuti gerakan shalat, meskipun belum benar sama sekali. Tapi yang jelas anak sudah dikenalkan atau diajarkan tatacara shalat yang baik dan benar.

Kedepan atau selanjutnya, jika anak sudah terbiasa melihat orangtuanya shalat dan meniru setiap gerakannya, kelak akan lebih mudah untuk diajari melaksanakan shalat, sebagaimana Nabi Muhammad memberikan contoh masalah pembelajaran shalat terhadap anak..

"Suruhlah anak-anakmu salat ketika berumur tujuh tahun, pukulah mereka jika meninggalkannya setelah berumur sepuluh tahun dan pisahkanlah tempat tidurnya". (HR. Ahmad dan Abu Dawud).

Dari maksud hadist Nabi Muhammad dapat kita simpulkan, kalau menyuruh anak shalat lima waktu sehari dan semalam merupakan kewajiban atau tanggungjawab orang tuanya. Tegasnya, jangan sampai pula kita sebagai orang tua  tidak melaksanaan shalat yang hukumnya wajib sebagai orang Islam yang beriman.

Kini marilah kita kembali keajaran Islam dan belajar bagaimana cara mendidik yang baik dan dalam kehidupan sehari-hari sudah banyak kita temui fakta, baik tentang keberhasilan seseorang dalam mendidik anaknya dan begitu bagi yang gagal. (penulis wartawan tabloidbijak.com).