Yang Enggak Kamu Tahu di Balik Uncharted, Dokumenter Keren Milik National Geographic
Artikel EKO KURNIAWAN, S.Kom(Diskominfo) 28 Juni 2020 14:10:50 WIB
Keandalan cara kerja tim National Geographic menjadi cerita menarik tersendiri di balik serial dokumenter yang sedang tayang, Uncharted - Season 2.
William Wongso, pakar kuliner yang juga pehobi foto, memuji mulusnya proses kerja awak syuting media dari Amerika Serikat ini, dan kecanggihan alatnya.
Ade Putri, culinary storyteller yang bersama-sama William menjadi local talent dalam Uncharted, terutama mengagumi proses syuting yang tidak mengganggu kegiatan penduduk lokal. Tidak ada suasana syuting heboh dan intimidatif, berkat kemahiran awak medianya bekerja di tengah alam.
Uncharted yang dibintangi chef Gordon Ramsay sudah tayang di kanal televisi berlangganan National Geographic, di 172 negara, diiringi publikasi Gordon Ramsay: Uncharted bentuk digital dan print magazine.
Studio Ramsay milik Gordon ada di belakang produksi Uncharted. Multimedia production company ini juga memproduksi tayangan “Hell’s Kitchen,” “MasterChef,” “MasterChef Junior” dan “Gordon Ramsay’s 24 Hours to Hell and Back”.
Sebagai food influencer yang banyak terjun sebagai talent dalam proses syuting, Ade bercerita ke femina tentang tim ini.
Berapa banyak jumlah tim Uncharted?
Hampir 20, tapi belum termasuk tim Om William Wongso.
Peralatan mereka luar biasa banyak. Overweight alat produksinya nyaris 800 kg, dengan tambahan biaya puluhan juta rupiah. Aku ampe mikir, "Wah , ini gak dipotong dari honor kami, 'kan? ha.. ha.. ha!"
Tapi, alat-alat ini nampak mumpuni, bukan cuma nambah-nambahin berat aja.
Ada kru dengan pekerjaan unik yang kamu gak pernah temui sebelumnya?
Ada 'media guy', yang kerjaannya cuma nge-back up data, nyaris gak keluar ruangan seharian, memastikan data di lapangan gak hilang sia-sia.
Lalu, ada juru catat yang selalu nempel ke produser, yang menjurnalkan kalimat-kalimat penting. 'Kan, Uncharted tidak punya skrip. Soalnya kalau disuruh dengerin semua dari awal rekaman, capek banget, ya, ha.. ha.. ha!
Ada yang tiba duluan di Sum-Bar?
Ada, termasuk dua sous chef. Mereka bertugas untuk menyerap cepat resep setempat. Di kedatangan Chef Gordon, mereka bertugas untuk bercerita dan memberi brief agar Gordon lekas tanggap.
Bagaimana visual dari episode-episode yang sudah kamu tonton?
Editing-nya keren banget karena stock shot-nya banyak, termasuk dari angle drone.
Dari angle mana pun akan terlihat keren, apalagi pemandangan Sum-Bar luar biasa.
Kru National Geographic terbiasa bekerja di alam liar. Pergerakan awak syuting memang mulus, ya?
Tentunya di Sum-Bar ada adegan ke pasar, tapi itu gak mencolok. Aku bertemu dengan tim yNational Geographic yang lagi syuting di pasar ini tanpa sengaja, saat aku sedang break.
Ada lampu, tapi gak kayak syuting ala sinetron. Gak ada kerumunan penduduk yang melongo-longo kayak syuting jaman dulu. Penduduk bahkan gak tahu yang mana host-nya. Mereka cuma liat, banyak bule-bule bertebaran tanpa tahu lagi ngapain, ha.. ha.. ha..
Di umumnya proses syuting, talent harus ngafalin skrip, sehingga bisa timbul keinginan untuk terlihat cantik dan ngobrol dalam tone tertentu. Peralatannya juga bisa terasa intimidatif. Proses Uncharted lain karena berbeda konsep program.
Ada yang kena culture shock?
Mereka terutama merasakan perbedaan antara gaya hidup di Bukitinggi dan Padang. Soal makanan, sebagian kru yang vegan dan vegetarian harus berada di Sum-bar yang makanannya didominasi daging, ha.. ha.. ha..
Mereka kaget akan banyak hal, tapi hepi.
Itu sebuah contoh bagaimana sebuah produk media dijaga baik-baik oleh talent-nya. Apa yang kamu pelajari?
Kami sebagai talent, diberikan kontrak untuk menjaga rahasia Uncharted hingga bulan tayang. Padahal, gemes banget pengen posting karena foto-fotonya lucu.
Uncharted – Season 2 dimulai 8 Juni 2020, lalu. Tayang setiap Senin, pukul 9 pagi dan diulang pukul 9 malam. Saksikan di channel televisi berlangganan, National Geographic. (f)