Pilihan Orang di Saat Pandemi
Artikel () 26 Juni 2020 20:32:41 WIB
Majalah Swa edisi 12 XXXVI 18 Juni – 1 Juli 2020 dalam salah satu halamannya menurunkan tulisan berjudul, “Brands of Choice in Pandemic Era”. Di bawah judul tersebut tertulis, “Sejumlah produk dan merek mengalami lonjakan permintaan selama pandemic Covid-19. Kategori produk apa yang permintaannya melejit dan apa saja merek pilihan konsumen? Berikut ini hasil survei Business Digest yang dilakukan ketika wabah corona sedang menanjak di Indonesia”.
Adapun 10 produk terbanyak dibeli konsumen berdasarkan survei dengan aplikasi Monkey Survey adalah masker, hand sanitizer, air mineral, vitamin C, paket data, sabun cuci tangan, disinfektan, suplemen, madu, dan mi instan. 27% responden membeli masker lebih banyak dibanding saat normal, 20% responden membeli hand sanitizer lebih banyak dibanding saat normal, 19% responden membeli air mineral dan vitamin C lebih banyak dibanding saat normal, dan 17% responden membeli paket data lebih banyak dibanding saat normal.
Selain 10 produk teratas yang dibeli ada konsumen, produk yang masuk ke dalam hasil survei adalah, sabun antikuman, pembersih lantai, deterjen, minuman jahe, tisu kering, yang dibeli lebih banyak oleh konsumen dibanding saat normal.
Dari 10 pembelian terbanyak, umumnya adalah produk terkait kesehatan. Ini artinya, konsumen memiliki kesadaran yangt cukup tinggi untuk menjaga kesehatan mereka di masa pandemi. Dan meski di masa pandemi, konsumen tetap masih banyak yang berbelanja secara offline, bukan online. Yaitu sebesar 52,1%.
Yang saya alami sendiri di masa pandemi, khususnya PSBB, masker, hand sanitizer, sabun cuci tangan sangat sulit didapat. Maka tak heran jika harapan konsumen atau responden berdasarkan hasil survei adalah: produsen menjaga harga stabil (90%), menambah stok produk (74%), menyelenggarakan promo/diskon produk khusus (69%), menambah saluran distribusi produk (59%), dan membatasi jumlah pembelian produk (46%).
Membatasi jumlah pembelian produk sabun cuci tangan, hand sanitizer, masker, vitamin C, menurut saya sangat penting. Agar terjadi pemerataan kepada masyarakat yang ingin membeli barang-barang tersebut. Adanya kelangkaan beberapa waktu lalu menunjukkan adanya hal-hal yang perlu dipertanyakan. Apakah karena dibeli orang dalam jumlah besar atau ditahan oleh pihak tertentu.
Salah satu yang terkuak adalah adanya penimbunan masker yang ternyata merugi setelah munculnya masker non medis yang mengisi pasar kosong yang ditinggal oleh masker medis.
Selain itu masalah harga juga penting untuk dipertahankan. Jangan sampai di masa sulit seperti sekarang harga masker, sabun cuci tangan, hand sanitizer, vitamin C makin mahal. Dan menambah stok produk juga penting, karena pandemi belum selesai, masih ada kemungkinan kebutuhan barang-barang tersebut bertambah jumlahnya.
Menambah saluran distribusi juga penting, agar masyarakat bisa semakin banyak akses untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan. Jika saluran distribusinya terbatas, maka yang bisa mendapatkannya hanyalah masyarakat di lokasi tertentu saja.
Bagaimana dengan promo atau diskon? Ini perlu juga. Tapi bagi saya, ketersediaannya bisa ada terus nampaknya sudah cukup disyukuri. Saat ini promo atau diskon mungkin tidak menjadi pilihan produsen karena kebutuhan akan barang tersebut masih meningkat di era pandemi.
Semoga tulisan ini bisa memberikan gambaran bagi pembaca, barang-barang apa saja yang dibutuhkan dan menjadi prioritas saat pandemi. Sehingga bisa menyiapkan ketersediaannya di rumah. (efs)
Referensi: Majalah Swa No. 12 XXXVI 18 Juni – 1 Juli 2020
ilustrasi: freefoto