Gerhana Matahari dan Hikmahnya
Artikel Yal Aziz(Tenaga Artikel) 23 Juni 2020 16:18:57 WIB
Oleh Yal Aziz
BILA kita kaji secara akademis atau ilmu pengetahuan peristiwa gerhana merupakan fenomena alam. Namun dalam sejarahnya sering dianggap sebagai pertanda atau firasat, dan dapat memicu rasa takut karena matahari tampak hilang dan langit menjadi gelap secara tiba-tiba.
Kemudian, tempat dan waktu gerhana matahari masa lalu dapat diketahui melalui perhitungan astronomi, catatan sejarah mengenai gerhana (misal Gerhana Matahari Asyur) memungkinkan sejarawan mengetahui dengan pasti tanggal sebagian peristiwa masa lalu dan memperkirakan tanggal atau tahun peristiwa-peristiwa terkait. Perubahan posisi rasi bintang saat terjadi saat gerhana matahari Mei 1919 lalu telah digunakan sebagai salah satu bukti teori relativitas umum Albert Einstein.
Sebagaimana kita ketahui, Minggu, 21 Juni, 2020 telah terjadi gerhana matahari yang bisa dilihat di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk masyarakat Kota Padang, Sumatera Barat, meski hanya sebagian. Bahan, penomena alam yang terjadi, Minggu, 21 Juni, 2020 sore tersebut disambut umat Islam dengan melaksanakan sholat Kusuf berjamaah, di Masjid Raya.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Padang Buya Duski Samad mengatakan, fenomena gerhana matahari menjadi momen pembelajaran bagi umat manusia. Katanya, gerhana matahari merupakan pengingat bagi umat manusia bahwa sebegitu rapinya Allah SWT mengatur keseimbangan alam semesta. Semoga fenomena gerhana matahari dapat menambah akidah dan keimanan manusia kepada Allah SWT.
Hikmah dibalik peristiwan gerhana matahari, manusia harus belajar banyak dari fenomena gerhana bahwa Allah SWT menciptakan segala sesuatu dengan teratur dan seimbang. Maksudnya, manusia juga harus seimbang dalam menjalani kehidupan sehari-hari, teratur, dan tidak melakukan hal-hal yang merusak tatanan dan norma yang berlaku, baik itu norma agama maupun aturan hukum, karena Allah SWT telah menciptakan segala sesuatu dan mengatur alam semesta dengan sempurna, tanpa kekurangan sedikit pun.
Kini sudah saatnya kita untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta memperbanyak amal ibadah dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa iman dan takwa, sudah jelas manusia hanya seperti debu-debu yang beterbangan.
Selain meningkatkan ketaqwaaan kepada Allah, kita juga harus meningkatkan rasa persaudaraan sesama umat Islam dengan secara bersama-sama, serta memperbanyak shalat berjemaah di masjid-masjid. Semoga!!. (penulis wartawan tabloidbijak.com).