Baju Rayo

Artikel () 24 Mei 2020 10:38:59 WIB


Meskipun masih pemberlakuan PSBB, ternyata animo masyarakat di berbagai tempat di Indonesia mendatangi pasar dan pusat perbelanjaan masih cukup besar. Mereka seperti tidak takut risiko tertular virus Covid-19. Sebagian pengunjung bahkan tidak memakai masker.  

Salah satu alasan masyarakat masih antusias mendatangi pasar adalah untuk memenuhi keperluan hari raya. Di antaranya adalah baju lebaran atau baju rayo. Padahal di hari raya masyarakat dianjurkan untuk salat id di rumah untuk menghindari kerumunan atau kegiatan berkumpul. Serta dianjurkan untuk tidak bersilaturahmi langsung, tetapi melalui daring atau online.  

Namun sepertinya sebagian masyarakat tidak peduli jika tidak bisa salat id di lapangan atau masjid, juga tidak bisa silaturahmi untuk bermaaf-maafan. Mereka sudah terbiasa setiap tahun menyiapkan baju rayo, terutama untuk anak-anak mereka. Jika tahun ini mereka tidak membeli baju rayo untuk diri mereka dan anak mereka, rasanya ada yang kurang. Sehingga meski sedang PSBB, mereka tetap mendatangi pasar atau pusat perbelanjaan.  

Meskipun saat ini masyarakat bisa berbelanja online untuk membeli baju rayo, sebagian mereka memang tidak bisa melakukan itu. Salah satu sebabnya karena tidak memiliki rekening bank, tidak memiliki ponsel pintar yang bisa memasang aplikasi untuk belanja online atau daring, atau tidak bisa atau biasa menggunakan ponsel pintar dan aplikasi belanja online meskipun bisa membeli ponsel pintar.  

Yang dikhawatirkan dari ramainya orang yang berbelanja adalah penularan semakin bertambah. Sehingga jumlah mereka yang positif Covid-19 semakin banyak, bukan makin berkurang. Dan jika ini terjadi, yaitu pertambahan jumlah yang positif Covid-19, PSBB akan berlangsung semakin lama. Yang dirugikan akhirnya masyarakat juga. Karena sebagian mereka harus mencari nafkah, terutama yang penghasilannya harian atau mingguan, bukan bulanan atau pegawai.  

Semoga setelah Idulfitri yang jatuh pada 24 Mei 2020, masyarakat bisa mengurangi kunjungan mereka ke pasar. Karena untuk menutup pasar sehingga tidak beroperasi sepertinya saat ini tidak memungkinkan. Pasar menyediakan kebutuhan makanan dan minuman untuk keperluan masyarakat. Pengunjung pasar harus lebih taat kepada aturan PSBB agar mereka tidak tertular atau menularkan virus.  

Bagaimanapun, masyarakat harus semakin disadarkan akan bahaya penularan covid-19. Memang sudah ada masyarakat yang sadar akan bahaya Covid-19 sehingga bersedia mematuhi aturan PSBB. Tapi ada juga masyarakat yang baru sadar jika sudah terkena Covid-19. Jika mereka dibiayai negara, mungkin tidak pusing memikir biayanya. Akan tetapi jika ternyata harus memakai biaya sendiri karena keterbatasan rumah sakit, baru disadari betapa mahalnya biaya perawatan pasien Covid-19.  

Mereka yang sudah terkena covid-19 selalu meminta kepada yang belum terkena agar mematuhi anjuran dan aturan PSBB. Yang terkena sudah merasakan betapa tidak enaknya menjadi pasien Covid-19.  

Bagi mereka yang terpaksa harus mencari nafkah, semoga bisa mematuhi aturan PSBB. Sebaiknya tidak melawan aturan tersebut. Apalagi melawan petugas yang sudah mengorbankan diri mereka. Karena bagaimanapun, para petugas tersebut memiliki risiko yang besar. Memang sudah menjadi tugas mereka. Namun di saat yang luar biasa seperti ini, pengorbanan mereka layak diapresiasi oleh seluruh pihak.  

Jika masyarakat sudah semakin banyak yang sadar akan pentingnya mematuhi aturan PSBB, keramaian akan bisa diminimalkan. Jika pun harus menghadapi keramaian, mereka akan menjaga jarak serta menggunakan masker. Ini akan sangat membantu sekali keberhasilan PSBB, yang dampaknya akan kembai ke masyarakat. (efs)

 


Berita Terkait Lainnya :