Merenungkan Kisah Malin Kundang di Hari Ibu

Artikel Yal Aziz(Tenaga Artikel) 04 Desember 2019 14:48:39 WIB



Oleh Yal Aziz

Di Negara kita, setiap, 22 Desember, diperingati dan sekaligus dirayakan Hari Ibu. Perayaan Hari Ibu sebagai bentuk kasih sayang dan kecintaan kita kepada seorang ibu , yang melahirkan, mengasuh dan mendidik sehingga kita bisa sekarang ini.

Banyak cara untuk memeriahkan Hari ibu. Bisa saja dengan membebaskan ibu dari pekerjaan rutinya memasak, mencuci dan keperluan lainnya. Yang jelas pada Hari ibu, bagaimana supaya ibu kita senang dan bahagia.

Agama Islam bisa dikatakan ajaran yang paling memuliakan posisi seorang ibu dari orang tua laki-laki. Bahkan Islam menjelaskan dalam kita suc Al-Quran tentang sosok seorang ibu yang mendapatkan hak istimewa. Kenapa? Mari kita pahami  penjelasan Al--Quran dalan surat Luqman. Bahkan Islam menyebut beberapa kali tentang sosok ibu. Contohnya sebagaimana tertuag dalam Surah Luqman ayat 14 yang menyebutkan, bahwa seorang ibu mengalami tiga fase kepayahan, mulai dari fase kehamilan, kemudian melahirkan, lalu menyusui. 

Jadi wajar jika ibu berhak mendapatkan kebaikan tiga kali lebih besar dibandingkan ayah. Alasan ilmiahnya sebagaimana jawaban yang disampaikan Rasulullah SAW saat ada salah seorang sahabat bertanya kepadanya; “Wahai Rasulullah, kepada siapakah seharusnya aku harus berbakti pertama kali?”. Nabi memberikan jawaban dengan ucapan “Ibumu” sampai diulangi tiga kali, baru kemudian yang keempat Nabi mengatakan “Ayahmu” (HR. Bukhari dan Muslim).

Berbakti kepada ibu merupakan ibadah yang sangat agung. Bahkan, kebaikan sebesar apapun rasanya belumlah cukup untuk membalas budi baiknya. Sebagaimana dalam sebuah hadis dikisahkan, Ibnu Umar pernah melihat seorang lelaki yang menggendong ibunya di pundaknya selama menjalani seluruh prosesi ibadah haji. Lelaki itu lalu bertanya kepada Ibnu Umar, ia ingin mengetahui apakah perbuatannya itu sudah bisa membalas kebaikan dari seorang ibu. Ternyata Ibnu Umar menjawab bahwa semua perbuatan lelaki itu bahkan belum mampu untuk membalas satu kali tarikan nafas sang ibu saat melahirkan (HR. Abi Burdah).

Untuk itu, berbakti kepada ibu berarti kita memuliakan, menghormati, mematuhi perintah kebaikannya, memohon ridhanya, dan melakukan berbagai hal-hal terbaik lainnya demi kebahagiaannya. 

Berbakti kepada ibu merupakan salah satu amalan utama yang sangat ditekankan dalam islam. Berikut ini beberapa ayat alquran tentang ibu yang menunjukkan betapa ibu adalah sosok wanita mulia yang sudah sepantasnya mendapatkan perlakuan baik dari kita semua dan , bagaimana kita membuat hatinya senang dan bahagia.

Kemudian, jangan sampai hati kita mendurhakai seorang ibu, sebagaimana dikisahkan dalam lagenda cerita rakyat Sumatera Barat Malin Kundang anak durhaka. Hanya, gara-gara  malu melihat ibunya berpenampilan kumal dihadapan istrinya yang cantik jelita, membuat si Malin Kundang tak mengakui ibunya yang telah bertahun-tahun merindukan kehadirannya. Tapi, apa mau dikata, air susu dibalas dengan tuba (racun). 

Kedepan tentu kita berharap, agar jangan sampai generasi muda Minangkabau berprilaku sebagai Malin Kundang, yang rela dan tega menyakitkan hati ibunya yang telah bertahun-tahun merindukan kehadirannya.

Kedepan tentu kita berharap, agar generasi muda Minang, jangan sampai berprilaku seperti Malin Kundang. Semoga. (Penulis wartaan tabloidbijak dan ketua smsi sumbar).