Menggairahkan Kembali Pacuan Kuda di Sumbar
Artikel Yal Aziz(Tenaga Artikel) 04 Desember 2019 14:47:19 WIB
Oleh Yal Aziz
ADA hal menarik yang perlu kita bahas tentang pacuan kuda. Soalnya, setelah sempat vakum selama beberapa tahun, Kota Padang Panjang kembali menggelar alek pacu kuda di gelanggang pacu kuda Bancah Laweh, 27 dan 28 Oktober 2019 lalu.
Sebagai penggemar pacuan kuda, rasanya wajar jika kita memberikan aplus kepada Walikota Padang Panjang, Fadly Amran yang membuka Open Race Pacu Kuda dan Alek Anak Nagari. Kenapa memberikan aplus? Karena open race pacu kuda kalau dikaji dari kacamata bisnis, sangat berdampak kepada perekonomian masyarakat Padang Panjang, Kalau dari kajian budaya, jelas pacuan kuda tersebut berdampak untuk pengembangan budaya, kesenian dan tradisional alek nagari.
Yang hebatnya lagi, Walikota Padang Panjang, Fadly Amran ternyata juga dipercaya sebagai Ketua Pengcab PORDASI Padang Panjang. Katanya, Open Race Pacu Kuda bukan sekedar pacu kuda semata, namun Alek Nagari yang diawali dengan tradisi Mamancang Galanggang yang melibatkan unsur Ninik Mamak Kenagarian.
Kalau kita berbicara masalah sejarah, ternyata pacuan kuda merupakan olahraga berkuda sudah ada sejak berabad-abad yang lalu. Kuda dilatih untuk berpacu menuju garis akhir (finish) melawan peserta lain. Bahkan, balap kereta kuda yang populer di masa zaman Romawi kuno. Kemudian di kalangan masyarakat Nordik juga dikenal pacuan kuda milik dewa Odin dengan raksasa Hrungnir dalam mitologi mereka. Namun sayangnya pacuan kuda seringkali tidak dapat dipisahkan dari judi. Olahraga ini sering disebut sebagai Olahraga raja-raja.
Berkuda adalah cabang olahraga dalam istilah yang mengacu untuk keterampilan dalam menunggangi kuda hal ini cabang olahraga yang populer di dunia karena dalam aktifitasnya pada tempat yang khusus para pecinta olahraga ini.
Berkuda juga tidak lepas dari keterlibatan dalam kekuatan fisik dan keterampilan dalam menungangi kuda karena olahraga ini sebenarnya cabang olahraga yang melibatkan binatang salah satunya adalah Kuda.
Olahraga berkuda terdapat juga peraturan dan teknik yang harus di kuasai bagi peserta sehingga dapat melakukannya dengan baik dalam mengendarai hingga dapat melakukan lompatan dengan memakai kuda.
Khusus di Sumatera Barat, merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki gelanggang pacuan kuda aktif dengan kelengkapan terbanyak di Indonesia. Bahkan, setiap kabupaten dan kota di Sumbar memiliki gelanggang pacuan kuda. Hanya Kota Padang yang gelanggang pacuan kuda belum terealisasi pengantian Tunggul Hitam Track Horse (1.600m) sampai sekarang. Sebelumnya di Rimbo Kaluang, yang sekarang menjadi stadion sepkbola.
Seperti gGelanggang pacu kuda Kandih (1.400m) Sawahlunto aktif 2 x setahun, Kubu Gadang Payakumbuh/50 Kota (900m) 2 x setahun, Bukit Ambacang Bukittinggi/Agam (800m) 2 x setahun, Bukit Gombak (800m) Batusangkar, Ampang Kualo Solok (800m), Aie Balah Duku Banyak Kabupaten Pariaman (900m). Bancah Laweh (900m) Kota Padang Panjang 1 x pacuan dalam setahun.
Kini, sudah saatnya pula pemerintah provinsi Suatera Barat melalu Dinas Pemuda dan Olahraga menggairahan kembali olahraga pacuan kuda. Kenapa? Karena olahraga pancuan kuda bukan hanya punya historis di Sumatera Barat, tetapi olahraga pacuan kuda ini juga dipertandinkan di PekanOlahraga Nasional (PON). Bahkan alte Pordasi dari Sumatera Barat, juga termasuk yang diperhitungkan ditingkat nasional. Semoga (penulis wartawan tabloidbijak.com dan ketua smsi sumbar)