Yok Peduli Sampah dan Lingkungan
Artikel Yal Aziz(Tenaga Artikel) 07 November 2019 13:58:51 WIB
Oleh Yal Aziz
SECARA geografis, Kota Padang memiliki panjang garis pantai sekitar 84 kilometer dengan 5 sungai besar yang memungkinkan terjadi pencemaran yang disebabkan sampah. Dugaan atau perkiraan tersebut karena prilaku masyarakat yang masih saja membuang sampah ke selokan dan sungai. Akibatnya, sampah-sampah tersebut terbawa arus air menuju laut.
Meskipun tidak ada yang pasti tentang jumlah sampah di Kota Padang, namun berdasarkan data dar Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang, yang pernah kengekposnya, disebutkan jumlah produksi sampah di Kota Padang mencapai 600 ton per hari. Bahkan, dari jumlah tersebut cuma sekira 97 ton yang terpilah dan melalui proses pengomposan. Sedangkan 503 ton sisanya diangkut ke tempat pembuangan akhir di Air Dingin, Kecamatan Koto Tengah.
Bertitik tolak dengan data fakta tersebut, Pemerintah Kota Padang melalui Dinas Lingkungan Hidup berpendapat, agar ada gerakan masyarakat dengan istilah Kecamatan Bersih. Namun sayangnya wacana dan ide tersebut hanya tinggal wacana dan konsep, alias tidak ada realisasinya. Padahal ide dan gagasan tersebut sangat baik dan bisa dikatakan cemerlang, karena mengajak masyarakat peduli sampah dan lingkungan.
Sebenarnya, selain mengajak dan melibatkan masyarakat untuk membersihkan lingkungan, pemerintah Kota Padang juga bisa mengajak siswa dan mahasiswa di Kota Padang. Caranya, memberitahukan, serta melibatkan dinas pendidikan dan guru dalam program Padang Bersih. Bila perlu dilakukan setiap minggu setelah apel pagi. Khusus mahasiswa, bisa mengajak rektor atau dekan fakultas untuk peduli sampah dan lingkungan.
Setiap hari mingu setelah beroalharaga pagi, semua pelajar dan mahasiswa di Kota Padang diajak mengambil sampah dari tempat tinggalnya dan mengumpulkan di suatu tempat di kelurahan dalam kecamatan. Bila perlu mengajak pelajar dan mahasiswa tersebut berkumpul di Gelanggang Olahraga H Agus Salim di kawasan Kecamatan Padang Barat atau di masing-masing kecamatan dalam lingkup Pemko Padang.
Selain mengajak pelajar dan mahasiswa peduli sampah lingkungannya, juga meminta pelajar dan mahasiswa tersebut sebagai pelopor lingkungan bebas sampah. Setiap bulan diadakan perlombaan atau penilaian tentang kelurahan atau rukun tetangga (RT) atau rukun wilayah (RW) yang bebas sampah.
Bila perlu Walikota Padang memberikan atau menyiapkan hadiah dari lomba kebersihan ditingkat kelurahan tersebut. Kemudian memberikan piagam penghargaan terhadap kelurahan yang bersih alias bebas sampah.
Yang tak kalah pentingnya, juga mengajak anggota dewan yang terhormat DPRD Kota Padang untuk ikut berspartisipasi aktif membebaskan wilayah pemilihannya dari sampah. Bisa jadi anggota dewan yang terhormat tersebut ikut serta gotong royong membersihkan wilayah pemilihannya, sehingga daerahnya bersih dan bebas sampah.
Kemudian yang kalah pentingnya melibat masyarakat di setiap RT dan RW membuat bak sampah dan menganjurkan masyarakat lingkungan membuang sampah ke tempat bak sampah yang telah disediakan.
Selanjutnya pegawai dinas kebersihan Kota Padang, setiap hari mengambil sampah-sampah yang telah dibuang ditempat bak sampah dan diambil setiap hari dan pagi. Tujuannya, agar sampah yang telah menumpuk tersebut tidak merusak lingkungan dari bau tak sedap.
Walikota Padang sebagai orang yang bertanggungjawab masalah sampah ini, bisa juga memberikan penghargaan kepada RT dan RW yang peduli sampah dan bila perlu dberikan pula penghargaan dan hadiah.
Kemudian sebagai penguasa Kota Padang, bisa saja Walikota Padang memberikan penghargaan juga kepada semua ASN yang tinggal dalam kelurahan tersebut. Bagaimanapun jua ASN harus menjadi ujung tombak ikut membersihkan Kota Padang dari sampah.
Kini tak ada kata yang tepat untuk membersihkan lingkungan dari sampah, selain;"Yok Kita bersihkan lingkungan dari sampah." Semoga!!!(Penulis wartawan tabloidbijak dan ketua smsi sumbar)