Pariwisata, Devisa dan Kesejahteraan

Pariwisata, Devisa dan Kesejahteraan

Artikel () 23 September 2019 20:04:23 WIB


Dalam salah satu halamannya, Harian Kompas edisi 21 September 2019 menulis tentang peran pariwisata yang akan diproyeksikan menjadi penghasil utama atau terbesar devisa negara. Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, Industri Pariwisata Indonesia berkali-kali terpilih sebagai industri pariwisata yang paling cepat tumbuh di dunia untuk pemasarannya. 

Jika melihat peran pemerintah pusat dan daerah, serta swasta dan masyarakat, dalam memasarkan pariwisata Indonesia, memang patut diapresiasi. Pemerintah daerah tak henti memasarkan pariwisata daerahnya di berbagai kegiatan dalam dan luar negeri.  Peran media pun juga signifikan dalam memasarkan pariwisata Indonesia, terutama melalui laporan, tulisan dan tontonan. 

Pariwisata Sumbar di dalam negeri sudah sering ditulis oleh berbagai media, termasuk di sini adalah Kompas. Dan sering satu halaman penuh dengan memuat foto-foto objek wisata maupun kuliner. Demikian juga dengan media penyiaran seperti Trans TV yang menayangkan keindahan alam Minangkabau pada saat azan Maghrib. 

Selain itu, pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana pendukung pariwisata oleh pemprov dan pemkab/ko juga menunjukkan kemajuan yang menggembirakan. Misalnya saja pembangunan jalan akses ke Mandeh di Pesisir Selatan dan juga jalan ke Pantai Air Manis dari kawasan sekitar Jembatan Siti Nurbaya di Padang. Kemudian juga diikuti promosi pemerintah ke luar negeri dan dalam negeri. Tak ketinggalan juga berbagai komunitas pariwisata, baik asosiasi, perhimpunan, komunitas, dan lainnya. Dengan berbagai upaya tersebut, maka peluang masuknya wisatawan ke Sumbar, baik asing maupun domestik akan semakin meningkat. Sehingga bisa menghasilkan devisa bagi negara. 

Pada tahun 2018, devisa dari pariwisata nilainya berjumlah 19,3 miliar dolar AS, yang melampaui target 17 miliar dolar AS. Pada 2019 devisa dari pariwisata ditargetkan sebesar 20 miliar dolar AS. Neraca pembayaran Indonesia untuk jasa perjalanan pun sering surplus. Pada 2018 surplusnya sebesar 5,338 miliar dolar AS. 

Di dalam negeri, pameran perjalanan wisata atau travel fair sering dipadati pengunjung yang antusias untuk membeli paket-paket yang ditawarkan. Baik paket perjalanan ke luar negeri maupun di dalam negeri. Pameran perjalanan wisata yang diadakan oleh berbagai lembaga atau institusi biasanya menawarkan paket hemat atau yang berbiaya lebih murah sehingga sering diserbu oleh calon wisatawan. 

Semoga perkembangan pariwisata yang cukup menggembirakan ini dan semakin mengalami peningkatan nilai devisa, juga bisa dinikmati oleh pelaku pariwisata di Sumbar. Sehingga taraf kesejahteraan bisa semakin terus mengalami peningkatan. (efs) 

Referensi: Harian Kompas, 21 September 2019

ilustrasi: freefoto dotcom