Stagnasi Ekonomi
Artikel () 15 Juni 2019 04:52:07 WIB
Harian Bisnis Indonesia edisi 14 Juni 2019 dalam salah satu halamannya menulis berita dengan judul “Solusi Stagnasi Ekonomi: RI Butuh Investasi Rp5.823,2 triliun”. Dalam tulisan itu disebutkan bahwa untuk mengatasi persoalan stagnasi pertumbuhan ekonomi yang ada di kisaran 5%-5,2% dibutuhkan investasi sebesar 5.823,2 triliun rupiah. Dengan nominal tersebut diharapkan pertumbuhan ekonomi bisa didorong naik menjadi 5,6%.
Untuk mendapatkan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan, maka pemerintah berharap kepada investasi dari pihak swasta dan masyarakat. Untuk pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% maka diharapkan investasi swasta sebesar 5.802,6 triliun. Sedangkan untuk pertumbuhan 5,6% angka investasi yang diharapkan dari pihak swasta sebesar 4.205,5 triliun rupiah.
Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang diharapkan, maka setiap daerah pun nampaknya akan berusaha untuk memfasilitasi masuknya investasi ke daerah mereka. Demikian juga dengan Sumatra Barat (Sumbar), akan berusaha maksimal untuk mendatangkan investasi ke daerahnya.
Beberapa hal yang sudah dilakukan oleh Pemprov Sumbar untuk mendatangkan investasi ke Sumbar adalah melakukan promosi investasi, pariwisata dan perdagangan. Baik di dalam negeri maupun luar negeri. Di dalam negeri ada iven Sumbar Expo yang tempat penyelenggaraannya berpindah dari satu tempat ke tempat lain yang ada di Indonesia. Denpasar, Jakarta, Batam, adalah beberapa tempat yang pernah diadakan Sumbar Expo tersebut.
Sementara untuk promosi di luar negeri, Pemprov Sumbar memenuhi undangan dari Kedutaan Besar RI di luar negeri yang memang mengadakan promosi Indonesia di bidang investasi, pariwisata, perdagangan dan lainnya.
Dari hasil promosi investasi, perdagangan, pariwisata dan juga budaya, hasilnya memang tidak segera bisa diperoleh. Akan tetapi dari promosi tersebut semakin banyak calon investor yang mulai melihat Sumbar sebagai salah satu pilihan destinasi investasi mereka.
Adapun investasi yang bisa dilakukan di Sumbar pun hanya di beberapa sektor, seperti energi (energi terbarukan), perdagangan, perikanan dan kelautan, dan pariwisata. Dalam melakukan promosi investasi, perdagangan, pariwisata dan budaya, Pemprov Sumbar juga menggandeng pemkab dan pemko yang ada di Sumbar untuk ikut di dalamnya sehingga potensi yang ada di kota dan kabupaten bisa langsung dipresentasikan di depan calon investor tersebut.
Dengan langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh daerah, diharapkan target yang ditetapkan oleh pemerintah pusat bisa dicapai. Ada hal-hal yang memang tidak bisa dihindari tapi berpengaruh terhadap proses peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Di antaranya adalah perang dagang antara AS dengan China yang kian memanas. Dampaknya adalah pelemahan ekonomi secara global, dan juga dirasakan oleh Indonesia.
Namun, faktor domestik pun tidak luput dalam memberikan pengaruhnya kepada proses peningkatan pertumbuhan ekonomi. Di antaranya adalah harga tiket pesawat yang mahal. Harga mahal di sini lebih mengarah kepada harga terendah yang ditawarkan oleh maskapai yang ada di kisaran 1,2 juta rupiah untuk tiket termurah yang ada.
Harga tiket mahal ini turut mempengaruhi tingkat okupansi hotel dan sektor terkait di daerah. Contohnya adalah di momen lebaran, objek wisata sangat ramai dikunjungi oleh masyarakat. Akan tetapi hotel sepi, tingkat okupansi diperkirakan turun 20% - 40%. Ada hotel yang ketika lebaran tingkat okupansinya 80% - 90%, namun kini turun di kisaran 60% - 70%.
Semoga permasalahan ekonomi bisa dicarikan jalan keluarnya, khususnya dalam mengatasi stagnasi ekonomi yang dicerminkan oleh pertumbuhan ekonomi 5% - 5,2%. (efs)
Referensi:
Bisnis Indonesia, 14 Juni 2019
Harian Kontan, 10 Juni 2019