Puasa, Antara Latihan dan Praktik
Artikel () 12 Mei 2019 11:22:19 WIB
Sudah sejak lama, setiap penceramah menyampaikan ceramahnya di rangkaian salah tarawih sering menyebut bahwa puasa sebagai sarana melatih diri selama satu bulan penuh untuk menghadapi 11 bulan berikutnya. Hal ini memang tidak salah. Karena pada bulan Ramadan semua umat Islam yang sudah akil balig melaksanakan puasa sebagai suatu kewajiban. Sehingga suasananya sangat mendukung bagi umat Islam untuk melaksanakan puasa dan juga ibadah lainnya seperti salat tarawih, membaca Alquran, bersedekah, dan lainnya.
Karena semua muslim melaksanakan puasa, maka bagi yang belum akil balig bisa melatih diri untuk berpuasa seperti mereka yang sudah wajib berpuasa. Di sini bisa disebut bahwa bulan Ramadan memang bisa menjadi ajang latihan bagi muslim yang belum wajib berpuasa.
Namun bagi muslim yang sudah wajib berpuasa, bulan Ramadan memang juga menjadi ajang latihan. Jika sebelas bulan sebelumnya mereka menjalani kehidupan normal, maka pada bulan Ramadan mereka dilatih untuk menahan diri dari yang dilarang ketika siang. Di antaranya dilarang makan dan minum, melakukan hubungan suami istri, dan larangan lainnya. Harapannya, jika selama satu bulan penuh umat Islam bisa melatih dirinya maka insya Allah di bulan berikutnya bisa mengaplikasikan hasil latihannya tersebut.
Dan tidak hanya melatih mengendalikan diri terhadap makan dan minum, hubungan suami istri dan lainnya, pada bulan Ramadan juga dianjurkan memperbanyak ibadah lain seperti membaca Alquran, bersedekah, salat tarawih atau salat malam. Maka di 11 bulan berikutnya umat Islam bisa secara rutin melakukan amal ibadah tersebut.
Namun jika puasa sebulan penuh dan ibadah lainnya tidak dilakukan kembali di 11 bulan berikutnya maka yang terjadi adalah ketika memasuki bulan Ramadan yang baru maka umat Islam pada minggu pertama puasa terlihat dalam kondisi lemah. Karena setelah 11 bulan tidak berpuasa, tiba-tiba di bulan Ramadan harus berpuasa. Hal ini menjadikan tubuh melakukan adaptasi kembali. Hal ini juga menjadikan aktivitas rutin mengalami penyesuaian waktu. Jika pagi hari jalanan ramai dengan kendaraan ketika di bulan lain, maka pada bulan Ramadan jalanan lebih sepi karena jam kegiatan kebanyakan orang mengalami penyesuaian.
Akan halnya ketika bulan Ramadan dijadikan sebagai sarana praktik dari persiapan selama 11 bulan, maka hal ini bisa lebih membantu umat Islam mendapatkan keuntungan yang besar. Karena Allah Swt sendiri yang memberikan ganjaran atas ibadah dan perbuatan yang dilakukan di bulan Ramadan.
Jika 11 bulan sebelumnya sudah terbiasa melakukan puasa sunnah, maka ketika masuk bulan Ramadan tidak akan mengalami penyesuaian sehingga badan terlihat Lelah untuk minggu pertama. Dan aktivitas pun tetap bisa berjalan seperti biasa.
Di samping itu, ketika 11 bulan sebelumnya sudah terbiasa salat malam dan membaca Alquran rutin, maka di bulan Ramadan salat malam bisa dilakukan dengan lancar, baik salat tarawih maupun tahajud. Dan membaca Alquran bisa lebih banyak halaman atau juz yang diselesaikan dalam sehari semalam. Maka, pilihan ada di tangan kita. Mau selalu melatih diri di bulan Ramadan atau mempraktikkan lebih berkualitas lagi amal ibadah di bulan Ramadan.
Jika kita ingin mendapatkan sebanyak-banyakya pahala serta punya banyak keinginan yang belum didapat, maka menjadikan Ramadan sebagai bulan praktik adalah pilihan yang tepat. Kita bisa beribadah dan juga memanjatkan doa sebanyak-banyaknya di bulan Ramadan. (efs)
ilustrasi: shutterstock dot com