Antara Tugas Negara dan Rumah Tangga

Artikel Yal Aziz(Tenaga Artikel) 09 April 2019 08:44:30 WIB


SEBAGAI Aparatur Negara Sipil, so pasti ada hak dan kewajiban tugas yang diemban. Sukses atau gagalnya bekerja, selain kepampuan ilmu pengetahuan, juga diperlukan tanggungjawab moral dengan pekerjaan yang diemban. 

Bekerja sebagai ASN memang hak semua warga negara, baik bagi lelaki, maupun perempuan. Untuk itu kini wajar, kalau sudah banyak perempuan menjadi pegawai negeri atau dengan segala profesi lainnya, termasuk tentara, maupun polwan. Begitu juga di dunia pendidikan dan dunia kedokteran.

Fakta ini secara langsung tentu saja berdampak kepada rumah tangga, jika si suami dan si istri sama-sama pegawai negari atau tentara. Soalnya, menjadi pegawai negeri dan tentara hak semua warga nengara republik Indonesia, mulai dari sabang sampai meroke.

Untuk itu jangan heran, kalau ada pertengkaran antara suami dan istri jika keduanya sama-sama  bekerja, baik sebagai ANS ataupun tentara. Kondisi ini, banyak juga berakibat terhadap keharmonisan dalam berumahtangga. Dampak negatifnya, bisa jadi  rumahtangga yang awalnya berlandasan cinta, bubar, karena ego masing-masing, baik dari pihak suami ataupun pihak istri.

Meskipun begitu, masih banyak juga  rumahtangga pasangan bekerja ini yang rukun dan damai. Bahkan harmonis. semuanya tentu tergatung dengan sikap dan kepribadian, baik pihak suami, maupun istri. 

Sebagaimana kita ketahui, kehidupan rumah tangga bisa dikatakan juga sangat kompleks di dalamnya. Apalagi cita-cita yang sering diharapkan suami istri dalam ikrar pernikahannya adalah mencapai rumah tangga yang bahagia selamanya, dunia dan akhirat.

Upaya menjaga dan membina rumah tangga yang harmonis harus diketahui oleh tiap pasangan. Ini tidak lain guna menyatukan tujuan dan cita-cita. Akan sangat susah menjaga keharmonisan rumah tangga, jika antara suami dan istri tidak memiliki visi yang sama dalam rumah tangga. 

Di dalam perjalanan berumah tangga, terkadang emosi tak sengaja menguasai dan akhirnya tak terkendali sehingga mengakibatkan pecahnya sebuah pertengkaran.

Pertengkaran kecil biasanya akan reda dengan sendirinya tanpa melakukan tindakan penyelamatan. Namun untuk pertengkaran besar, harus segera diatasi dan ditemukan solusi serta titik terangnya.

Karena jika tidak, perpecahan biduk rumah tangga menjadi taruhannya. Ketika terjadi sebuah pertengkaran, pikiran seseorang akan menjadi kalut serta kacau, disaat seperti ini orang tidak akan dapat menggunakan akal sehatnya dengan baik. Persoalan kecil ini akan berbahaya jika tidak cepat diselesaikan. 

Langkah bijak yang harus dilakukan adalah menenangkan pikiran, stop pertengkaran untuk sesaat, jernihkan pikiran anda terlebih dahulu kemudian lanjutkan pembicaraan terhadap pasangan ketika pikiran telah menjadi jernih kembali. (penulis tabloidbijak.com).