Memanfaatkan Perkarangan rumah dan Sekolah untuk Berkebun

Artikel Yal Aziz(Tenaga Artikel) 19 Maret 2019 10:11:37 WIB


 

SEBAGAIMANA kita ketahui, bercocok tanam tidak hanya bisa dilakukan oleh petani, tetapi juga oleh masyarakat pada umumnya, seperti ibu rumah tangga atau masyarakat yang senang melakukan kegiatan bercocok tanam dengan menfaatkan perkarangan rumah. 

Jika selama ini banyak masyarakat dan sekolah yang memanfaatkan perkarangan rumahnya untuk berccocok tanam bunga, tak ada salahnya juga dengan bercocok tanam sayuran yang membawa keuntungan, menimal untuk mengurangi kebutuhan tentang sayur mayur, sebagai salah satu kebutuhan dapur. 

Pemanfaatan lahan perkarangan sekolah dan rumah untuk kegiatan berkebun merupakan hal yang positif dapat dilakukan, disamping dapat memenuhi menanam sesuai kebutuhan sehari dengan sehat dan juga dapat menghemat dari segi perekononian keluarga.

Berbercocok tanam diperkarangan ekolah dan rumah dapat mengelola sumber gizi yang dibutuh dari sayur mayur yang kita tanam, merupakan hal yang positif dapat dilakukan, disamping dapat memenuhi menanam sesuai kebutuhan sehari dengan sehat dan juga dapat menghemat dari segi perekononian keluarga.

Hanya saja didalam melakukan kegiatan menanam diperkarangan sekolah dan rumah biasanya dilakukan dalam jumlah sedikit dan dengan banyak jenis tanaman sesuai kebutuhan. Padahal dengan bercocok tanam diperkarangan ekolah dan rumah dapat mengelola sumber gizi yang dibutuhkan.

Khusus untuk pemanfaatkan perkarangan sekolah dan  rumah ini, sangat diperlukan peran dari PKK yang nota bene para ketuanya para istri gubernur, bupati dan walikota. Adapun langkah yang seharusnya dilakukan  mensosialisasikan dan memberikan pelatihan kepada warga terkait bercocok tanam di perkarangan rumah dengan memanfaatkan perkarangan rumah yang kecil dengan berbagai macam varian tanaman yang bermanfaat. 

Selanjutnya pemerintah dapat membuat projek percontohan di setiap sekolah yang punya perkarangan luas, serta ditingkat RT dan RW dan kemudian dibuat perlombaan untuk hasil tanam yang terbaik. Adapun tanaman dapat di tanam dalam bentuk Polibag atau dalam tanah seperti biasanya. Kenapa? Karena penanaman di dalam Polibag akan jauh lebih efektif dan mudah karena cara perawatannya jauh lebih mudah dan murah.

Secara kajian bisnis, bercocok tanam dengan memanfaatkan lahan perkarangan rumah bisa dikatakan merupakan peluang bisnis bagi ibu rumah tangga apabila jeli dalam memanfaatkannya,  perkarangan rumah tidak memberikan hasil maksimal seperti peluang usaha lainnya yang diterapkan di lahan luas, tetapi paling tidak dapat meminimalisir biaya untuk belanja dapur terutama kebutuhan akan sayur. Contohnya cabe, jahe, lengkuas, kunyit yang berfungsi sebagai repah-rampah kebutuhan dapur dirumah. 

Permasalahannya adalah bagaimana seseorang dapat mengoptimalkan fungsi lahan perkarangan hingga dapat memperoleh tambahan terumah bagi ibu-bu rumah tangga. Bahkan saat ini sudah banyak dikembangkan teknologi penanaman yang dapat diterapkan untuk memanfaatkan pekarangan rumah, diantaranya adalah dengan vertikultur yaitu penanaman secara vertikal (berundak atau bertingkat) baik menggunakan talang, bambu, atau wadah lain yang dapat diterapkan secara vertikal atau menggunakan karpet yang ditempelkan pada dinding. Teknik vertikultur diciptakan untuk mengotimalkan pemanfaatan lahan sempit untuk berkebun atau bercocok tanam.

Kemudian dengan melakukan vertikultur kita dapat menanam 30 sampai 40 tanaman dengan luas lahan hanya berukuran 55 x 55 cm saja. Sedangkan metode mananam menggunakan vertikultur terbagi dua yaitu vertikultur konvensional atau menggunakan media tanam tanah dan vertikultur hidroponik menanam dengan media air. Namun ada beberapa kekurangan dari proses menanam menggunakan metode vertikultur diantara masih belum cocok untuk dikembangkan untuk hal komersial jika diliat dari luas lahan yang dimanfaatkan dan dari segi aspek ekonomisnya, melainkan metode ini sangat membantu bagi orang-orang yang memiliki hobi bercocok tanam namun terkendala dengan lahan yang sempit dan memenuhi beberapa kebutuhan seperti sayur mayur dan rempah-rempah dalam rangka menghemat pengeluaran.

Kedepan tentu kita berharap kepada para istri gubernur dan istri bupati dan walikota untuk mengajurkan masyarakat untuk memanfaatkan sejengkal tanah diperkarangan rumahnya untuk bercocoktanam yang bisa membantu perekonomian. 

Harapan yang sama, kita juga berharap kepada para akademisi menganjurkan para mahasiswanya yang akan melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mengembangkan dan mengajak masyarakat dipedesaan memanfaatkan pekarangan rumah dengan tanaman yang bergizi dan punya nilai jual. Semoga (Berbagai suber dan penulis wartawan tabloidbijak.com)