Memanfaatkan MTQ Nasional Secara Profesional

Artikel Yal Aziz(Tenaga Artikel) 06 November 2018 15:55:52 WIB


 

TAMPAKNYA, kegagalan Sumatera Barat menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024, terobati dengan dipercayanya Ranah Minang sebagai tuan rumah Musabagah Tilawatil Qur'an (MTQ)  nasional, 2020 mendatang. Bahkan, Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno menegaskan, penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Provinsi Sumbar tahun 2019 pelaksanaanya dipercepat menjadi bulan Maret. Kemudian, pelaksanaan MTQ dipindahkan dari Kota Solok ke Kota Padang.

Lantas kenapa MTQ tingkat Sumbar dipindahkan dari Kota Solok ke Kota Padang? Karena Kota Solok tidak bisa menyanggupi pelaksanaan MTQ pada Maret. Mereka bisanya di pertengahan atau akhir tahun. Akhirnya, dipilih Kota Padang menjadi tuan rumah, dan Pemko Padang pun menyanggupinya,” ujar Irwan Prayitno usai rapat percepatan pelaksanaan MTQ, di Ruang Rapat Kantor Gubernur Sumbar, Jumat, 30 November 2018.

Dipilihnya Kota Padang, karena sarana prasana di Kota Padang sudah lengkap dan banyak alternatif. Ada berbagai masjid besar seperti Masjid Raya Sumbar, Masjid Al Azhar UNP, Masjid Baiturahmah, dan Masjid di UPI yang bisa dijadikan tempat penyelenggaraan. 

Adapun alasan MTQ tingkat provinsi dipercepat, agar hasil yang diperoleh saat pelaksanaan MTQ Nasional sesuai dengan target yang diharapkan. Karena pada MTQ sebelumnya, Sumbar hanya mampu meraih peringkat ke-14. Jauh merosot jika dibandingkan pada MTQ Nasional 2016, yang mampu meraih posisi ke-7.

Terkait itu, jika pelaksanaan MTQ  tingkat provinsi 2019 bisa lebih cepat diselesaikan. Maka pembinaan qori dan qoriah pun akan lebih maksimal. Masih ada rentang waktu sekitar satu tahun untuk melakukan pembinaan dan pematangan. Target kita di MTQ 2020 yakni bisa masuk lima besar. 

Selain berbicara masalah prestasi, banyak manfaat yang bakal dinikmati masyarakat Sumatera Barat dari pelaksanaan MTQ Nasional tersebut. Diantaranya, selain masalah jasa perhotelan dan jasa tranfortasi, masyarakat Sumatera Barat juga bakal menikmati kuliner dan cendramata yang punya ciri khas Ranah Minang.

Jadi jika kita kaji secara bisnis, sangat banyak manfaat yang akan dinikmati masyarakat Raah Minang dengan pelaksanaan MTQ Nasional tersebut. Hanya saja kini, masyarakat Sumatera Barat juga harus menjaga berbagai masalah adat dan budaya. Maksunya, jangan sampai masyarakat memperlihatkan atau mempertontotnkan prilaku negatig kepada para kafilah-kafilah yang berdatang dari berbagai daerah di seantero nusantara.

Untuk itu kini, tak ada salahnya juga Gubernur Sumatera Barat memerintahkan Walikota Padang dengan jajaran legislatifnya membuat peraturan dengan menerapkan pola hidup dengan berfilsafahkan dengan Adat Basandi Syarak dan Syarak Basandi Kitabullah.

Bila perlu, tak ada lagi kehidupan malam yang berkanotasi negatif di Kota Padang.Maksudnya semua izin cafe, jika memang ada Pemko Padang mengeluarkan izinnya untuk meninjau kembali, atau bila perlu mencabut berbagai izin yang berbau maksiat tersebut. Maksudnya, Kota Padang harus bebas dengan  segala bentuk kemaksiatan. 

Jadi kini, mari kita manfaatkan MTQ Nasional untuk beperang dengan segala bentuk maksiat di Kota Padang. Khusus, pada kiyai, ulama dan mubaliq, mari kita bebaskan Kota Padang dari segala bentuk maksiat. Kota Padang harus No Sex no drug. Semoga. (Penulis Wartawan Tabloidbijak.com)