Keselamatan Pekerja Muda
Artikel () 30 April 2018 09:21:39 WIB
Setiap tanggal 28 April dunia memperingati hari keselamatan dan kesehatan kerja atau disingkat K3. Berdasarkan data ILO, organisasi buruh internasional, 78,7 % pekerja yang berusia 15-24 tahun yang bekerja di sektor informal lebih rentan terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Berdasarkan data ILO yang dipublikasikan oleh Kompas edisi 30 April 2018, 15% dari total angkatan kerja dunia adalah pekerja muda yang berusia 15-24 tahun dengan jumlah 541 juta orang. Mereka mengalami 40% cedera nonfatal dibanding yang berusia di atas 24 tahun.
Kesadaran pekerja muda masih rendah. Jika pun paham maka umumnya lebih kepada bahaya kecelakaan dan kebakaran di lokasi kerja. Pekerja muda lebih sering ditempatkan di posisi entry level dengan upah rendah, kondisi rentan, dan jam kerja yang lebih banyak. Mereka memiliki pengalaman kerja terbatas, keterampilan terbatas, dan rendah daya tawar. Akibatnya mereka juga sering berganti pekerjaan. Maka keselamatan kerja pun jarang dipikirkan oleh mereka, termasuk K3. Ini merupakan salah satu isi laporan yang dipublikasikan oleh ILO pada 2018 dengan judul “Meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Pekerja Muda”.
Salah satu hal yang cukup penting di sini adalah masalah upah rendah yang berkorelasi dengan kalori yang dibutuhkan untuk bekerja. Misalnya buruh kelapa sawit yang beban kerjanya melebihi 3.000 kalori per hari. Mereka tidak mempunyai kepastian masa kerja dan juga tidak punya kepastian penghasilan. Di samping itu ketika jam kerja harian sudah terpenuhi ternyata target harian belum terpenuhi.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan mencatat bahwa pada 2015 terjadi kecelakaan kerja sebanyak 110.285 kasus. Kemudian menurun menjadi 105.182 kasus di 2016. Dan untuk 2017 hingga Agustus tercatat 80.392 kasus.
Sementara itu ILO Indonesia mencatat bahwa setengah dari 128,06 juta orang angkatan kerja di Indonesia berusia 30 tahun ke bawah. 20% dari jumlah itu berusia 15-24 tahun.
Pertanyaan berikutnya, apakah dengan jumlah pekerja muda yang cukup banyak ini turut menyumbang tingginya kecelakaan lalu lintas? Terutama kendaraan roda dua. Karena secara kasat mata umumnya mereka yang masih muda pelaku penabrakan kepada pejalan kaki maupun kendaraan lainnya.
Mungkin saja ada hubungan positif antara kecelakaan kerja dengan kecelakaan lalu lintas yang dialami pekerja muda atau orang muda. Karakter mereka yang ceroboh, menyepelekan persoalan, dan mungkin juga arogan menyebabkan potensi terjadinya kecelakaan di manapun dan kapanpun menjadi besar. Maka untuk itu solusinya adalah menanamkan pentingnya keselamatan diri sejak dini. Sebisa mungkin jauhkan diri dari kecerobohan. Biasakan diri memiliki SOP atau prosedur operasional standar ketika melakukan kegiatan. (efs)
Referensi: Kompas, 30 April 2018
ilustrasi: freefoto.com