Mosi Integral Natsir 3 April 1950
Artikel () 04 April 2018 21:18:14 WIB
Pada 3 April 1950 Ketua Fraksi Masyumi Moh. Natsir menyampaikan mosi integral di depan parlemen Republik Indonesia Serikat (RIS). Perdana Menteri RIS Moh. Hatta menerima mosi integral tersebut. Sebelumnya Natsir melobi para pemimpin fraksi di parlemen sehingga mereka mendukung mosi integral tersebut.
Sebelumnya pada konferensi meja bundar (KMB) yang berlangsung antara Agustus – November 1949 di Belanda memberikan hasil yang tidak memuaskan rakyat Indonesia. Salah satu hasil KMB, yaitu yang tidak memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah RIS ditentang Natsir. Natsir yang menjabat Menteri Penerangan setelah mengetahui hasil KMB menyatakan mundur dan berkonsentrasi di parlemen memimpin Fraksi Masyumi.
Diceritakan bahwa rakyat Indonesia sangat resah oleh hasil KMB karena Indonesia terpecah belah. Perdana Menteri Moh. Hatta menugaskan Natsir berkeliling Indonesia menyerap aspirasi masyarakat. Dari perjalanan berkeliling Indonesia Natsir semakin mantap untuk menyuarakan mosi integral di parlemen.
Apa yang dilakukan Natsir pada 1950 merupakan sebuah bukti sejarah bahwa seorang tokoh dari partai Islam terbesar saat itu sangat mencintai negerinya sehingga menyuarakan sebuah negara kesatuan. Selain itu secara kedaerahan bisa dilihat juga sebagai jejak sejarah bahwa orang-orang Minang yang pada saat itu menjadi elit pemerintah dan elit politik memperjuangkan kondisi bangsa dan negara yang lebih baik. Hal ini bisa menjadi sebuah bahan yang bisa dibaca lagi oleh generasi muda Minang mengenai perjuangan para pahlawan nasional yang berasal dari daerah mereka, bagaimana integritasnya, bagaimana nilai yang diperjuangkan, bagaimana memperjuangkan nilai yang dianggap benar, dan nilai-nilai lain yang positif bagi pembentukan karakter individu masyarakat.
Sebuah fraksi di DPR RI telah mencoba mengangkat kembali momentum mosi integral Natsir ini setiap tahunnya dalam bentuk seminar/diskusi. Ini adalah sebuah cara mengingat kembali kiprah atau peran umat Islam dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di tengah isu anti kebhinekaan yang cukup kuat berhembus, memperingati kembali mosi integral Natsir adalah upaya untuk melawan isu negatif tersebut, dan juga upaya untuk mengajak seluruh komponen bangsa merenungi kembali makna kebhinekaan dan persatuan yang sesungguhnya sudah lama terbangun dengan baik.
Lobi natsir kepada IJ Kasimo selaku tokoh Partai Katolik dan AM Tambunan selaku tokoh Partai Kristen yang berhasil baik dalam pembicaraan mosi integral juga membuktikan bahwa perbedaan yang ada jika dirundingkan dengan baik akan memberikan hasil yang baik bagi nasib bangsa dan negara.
Sepertinya, kita yang hidup saat ini perlu kembali merenungi mosi integral Natsir tersebut sebagai bahan untuk meresapi kembali perjuangan para pendiri bangsa, yang di antaranya berasal dari Sumatera Barat, sehingga jati diri kita tetap kokoh dan memiliki landasan pemahaman sejarah yang baik. (efs)
Referensi: Wikipedia
ilustrasi: freefoto.com