Jerusalem dan Kita

Jerusalem dan Kita

Artikel () 16 Desember 2017 21:43:49 WIB


Satu minggu terakhir ini suasana dunia cukup panas. Penyebabnya karena presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengeluarkan pernytaan yang merupakan kebijakan pemerintah AS, yaitu mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel. Pernyataan Trump ini langsung direspon oleh umat Islam sedunia.

Presiden Turki Recep Tayib Erdogan mengundang seluruh negara OKI untuk mengadakan pertemuan. Dan salah satu hasil pertemuan itu, 57 negara OKI menyatakan bahwa mereka mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Palestina. Tepatnya Jerusalem Timur.

Presiden Joko Widodo termasuk yang turut hadi dalam pertemuan negara-negara OKI tersebut di Istambul. Selama ini kebijakan Indonesia selalu mendukung perjuangan bangsa Palestina untuk mencapai kemerdekaannya. Karena sesuai dengan konstitusi Indonesia yang menyatakan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan penjajahan harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Pernyataan Trump juga direspon oleh banyak negara di dunia. Negara-negara Uni Eropa juga turut menolak pengakuan Jerusalem sebagai ibu kota Israel. Karena jutru semakin memperkeruh proses perdamaian yang sudah lama dijalankan. Selain Uni Eropa, Cina pun menolak pernyataan Trump tersebut.

Umat Islam di Indonesia turut menggalang dukungan kepada Palestina  dengan mengadakan berbagai unjuk rasa di berbagai daerah. Di Sumbar sendiri pada 15 Desember 2017 dilakukan aksi bela Palestina dengan pusat kegiatan di halaman Kantor Gubernur Sumbar. Gubernur Sumbar dan Wali Kota Padang turut memberikan orasi sebagai bentuk solidaritas dan juga mendukung kebijakan pemerintah pusat yang menegaskan posisi mereka terhadap masalah Palestina.

Dan insya Allah unjuk rasa terbesar di Indonesia dan mungkin dunia akan dilakukan pada 17 Desember 2017 di Jakarta. MUI sebagai organisasi ulama menyerukan kepada umat Islam untuk menghadiri acara ini. Pimpinan DPR dan MPR sudah menyatakan akan menghadiri acara ini. Bahkan Menteri Agama Lukman Hakim Saefudin juga ingin hadir di acara ini sebagai pribadi.  

Yang cukup menarik dari unjuk rasa yang dilakukan oleh umat Islam di Indonesia adalah, aksi mereka menjadi perhatian dunia. Setidaknya aksi unjuk rasa yang dilakukan di depan kedutaan besar Amerika Serikat ini menjadi berita di Reuters (Inggris), ABC News (Amerika Serikat), Washington Post (Amerika Serikat), Time of Israel (Israel), Belfast Telegraph (Irlandia), First Post (India), Straits Time (Singapura).

Aksi-aksi umat Islam yang memang sering dilakukan dengan damai, aman dan nyaman memang telah menjadi daya tarik yang kuat bagi siapapun yang ingin menggali lebih dalam fenomena ini. Apalagi sebelumnya ada aksi reuni 212 dan 212 yang berjarak satu tahun, dan menunjukkan perilaku yang simpatik kepada publik. Rumput dan tanaman dijaga, sampah dipungut. Sehingga lokasi unjuk rasa tetap asri dan bersih.

Kembali ke masalah Palestina, adanya pernyataan Trump ini setidaknya telah menbuka mata dunia, khususnya umat Islam sedunia tentang sebuah kota bernama Jerusalem. Di kota ini Nabi Muhammad SAW melakukan Isra’ dan Mi’raj pada 620 Maeshi, di mana pada tahun 610 Masehi kota ini, khususnya Masjidil Aqsha dijadikan kiblat pertama umat Islam.

Sebagai kiblat pertama yang kini tak bisa dikunjungi oleh umat Islam akibat penjajahan oleh Israel, maka memang sudah sepantasnya umat Islam semakin mengenal Jerusalem dan semakin merasakan memiliki Jerusalem. Seperti halnya selama ini umat Islam merasakan memiliki Mekah dan Madinah di Arab Saudi sehingga mudah dikunjungi dan nyaman dan aman dalam beribadah.

Umat Islam harus semakin meningkatkan rasa memiliki masjid yang menjadi kiblat pertama mereka. Sehingga sudah seharusnya mereka ikut marah ketika masjid mereka kini tidak hanya dirampok oleh zionis Israel tetapi juga kota tempat kiblat pertama itu dijadikan ibu kota negara yang didapat dengan merampas paksa dengan mengusir penduduknya.

Semoga umat Islam di Indonesia semakin memiliki kekuatan iman, kedalaman pengetahuan dan kesadaran yang kuat akan nasib Jerusalem dan juga Palestina yang kini semakin dicengkeram kuat oleh pihak yang telah menjajah wilayah Palestina hampir satu abad lamanya. (efs)

ilustrasi: freefoto.com