Pentingnya Hidup Amanah

Pentingnya Hidup Amanah

Artikel () 09 November 2017 16:13:24 WIB


Manusia hidup di dunia sesungguhnya menjalankan amanah dari Allah SWT. Salah satu bukti yang berasal dari hadits Nabi di antaranya yang berbunyi sebagai berikut:

Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhriy berkata, telah menceritakan kepadaku Salim bin 'Abdullah dari 'Abdullah bin 'Umar radhiallahu 'anhuma bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. Seorang imam (kepala Negara) adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban atas rakyatnya. Seorang suami dalam keluarganya adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban atas orang yang dipimpinnya. Seorang isteri di dalam rumah tangga suaminya adalah pemimpin dia akan diminta pertanggung jawaban atas siapa yang dipimpinnya. Seorang pembantu dalam urusan harta tuannya adalah pemimpin dan dia akan diminta pertanggung jawaban atasnya. Dia berkata; "Aku mendengar semuanya ini dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan aku menduga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam juga bersabda: "Dan seseorang dalam urusan harta ayahnya adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban atasnya. Maka setiap kalian adalah pemimipin dan setiap kalian akan diminta pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya". (HR. Bukhari)

Hadis ini memperlihatkan bahwa kita sebagai manusia, berdasarkan ajaran Islam, adalah pemimpin. Baik pemimpin bagi diri sendiri maupun pemimpin bagi orang lain. Dan dalam kehidupan sehari-hari, tanpa kepemimpinan yang memiliki konsep yang baik, kita bisa saja cenderung menuruti hawa nafsu. Meskipun hawa nafsu itu memang ada yang sesuai fitrah manusia. Namun ada pula hawa nafsu yang sebenarnya menjerumuskan diri sendiri.

Seperti yang saya utarakan pada paragraf pertama, manusia hidup dalam rangka menjalankan amanah yang telah diberikan kepada Allah SWT. Untuk mengetahui amanah seperti apa, maka Allah SWT wahyukan pertama kali perintah membaca, agar manusia (terutama umat Islam) mau membaca kitab sucinya guna mengetahui amanah apa yang diberikan Allah SWT kepadanya.

Dalam Alquran Allah SWT menceritakan bagaimana amanah ketika diberikan kepada langit, bumi, dan gunung. ternyata tidak ada yang mampu menerima amanah tersebut.

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (QS. Al-Ahzab: 72).

Beberapa sumber bacaan yang saya telusuri menyebutkan bahwa yang dimaksud “Sesungguhnya manusia amat zalim dan amat bodoh adalah bahwa manusia mengetahui adanya hari pembalasan. Mereka akan dibalas seluruh amal perbuatannya. Kebaikan akan mendapat balasannya, meskipun sekecil-kecilnya. Demikian juga kejahatan akan mendapat balasan, meskipun kejahatan yang sekecil-kecilnya.

Kita melihat bahwa langit, bumi dan gunung selama ini memang patuh kepada Allah SWT. Mereka menjalankan apa yang Allah SWT perintahkan. Sehingga hal ini membuat hidup manusia menjadi indah. Manusia bisa menikmati langit, bumi dan gunung dalam kehidupannya. Sedangkan manusia, ada yang karena perilakunya yang buruk menyebabkan manusia lain tidak bisa menikmati langit biru, bumi terus menerus dirusak, gunung pun dirusak.

Itu adalah sebagian dari contoh bahwa manusia tidak bisa menjalankan amanah mereka. Dari perilaku pribadi yang mungkin tidak berdampak langsung kepada orang lain hingga perilaku pribadi yang berdampak buruk kepada orang banyak.

Maka, sudah seharusnya manusia hidup menjalankan amanahnya. Baik amanah yang berdampak pada diri sendiri maupun amanah yang berdampak pada orang lain. Untuk amanah yang berdampak pada diri sendiri seperti cukup istirahat ketika rutin kerja/aktivitas setiap hari, makan dan minum sesuai aturan kesehatan, hidup seimbang. Sehingga dengan memenuhi amanah tersebut manusia bisa menjalankan tugasnya dalam kehidupan untuk mengatur dunia dan isinya.

Kemudian amanah yang berdampak kepada orang lain adalah sayang kepada anak/istri, sayang kepada orang tua, baik kepada tetangga, tertib aturan, menghormati rekan kerja dan orang lain, melaksanakan tugas pekerjaan dengan baik. Dan amanah ini jika dilaksanakan dengan baik akan berdampak kepada terciptanya lingkungan masyarakat yang aman, damai dan sentausa.   

Jika amanah kita sebagai manusia, baik sebagai diri sendiri maupun sebagai bagian komunitas ternyata melakukan keburukan-keburukan, maka kita harus bersiap-siap menanti datangnya balasan, terutama balasan di dunia. Jangan heran jika kita ternyata menyiksa binatang, durhaka kepada orangtua, menzalimi rekan kerja, akan berdatangan berbagai musibah. Karena itu adalah konsekuensi dari bersedianya kita menerima amanah dari Allah SWT, seperti yang saya cantumkan ayatnya di paragraf sebelumnya.

Oleh karena itu, sangat penting sekali kita sebagai manusia, sebagai muslim untuk menjalani kehidupan di dunia ini dengan amanah. Jikapun kita dizalimi orang lain, insya Allah orang tersebut akan mendapatkan balasannya dari Allah SWT. Karena Allah SWT Maha Adil dan Maha Perkasa. Dia pasti akan memberi balasan setiap perbuatan yang dilakukan oleh manusia. Hanya kadang manusia sering beranggapan bahwa kehidupan yang mereka jalani tidak ada keadilan. (efs)

Ilustrasi: freefoto.com