Demi Kampung Halaman Tunda Penyelesaian Sarjana

Demi Kampung Halaman Tunda Penyelesaian Sarjana

Tokoh Drs. AKRAL, MM(Diskominfo) 04 Juni 2017 14:37:55 WIB


Demikianlah semangat Tokoh Kita ini,  beliau adalah Harry Subrata. ST, terhitung dari 17 November 2011 sampai sekarang sebagai Wali Nagari Lubuk Alung Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman. Pria kelahiran 12 Februari 1974 ini memimpin sebuah Nagari yang luasnya sama dengan Kecamatan Lubuk Alung yaitu 65.000 km bujur sangkar dengan penduduk 32 ribu jiwa, sementara personil dan biaya sangat tidak memadai, ditambah lagi persoalan yang sangat komplek sekali.

Ketika Tim Portal Sumbarprov.go.id menemui beliau  ke kantornya di Koto Buruak Lubuk Alung, suasana asri serasa di sebuah villa sangat kental sekali. Sarjana Teknik Elektro sebuah Perguruan Tinggi Swasta terkenal di kota Padang ini bercerita suka duka memimpin Nagari Lubuk Alung ini, semenjak dilantik enam tahun yang lalu kita tidak punya kantor, terpaksalah kita menumpang di kantor Kerapatan Adat Nagari (KAN) Lubuk Alung dan bahkan kantor Wali Nagari juga pernah ngontrak di rumah masyarakat, sementara dana alokasi pembangunan Nagari dari Pemerintah Kabupaten hanya 250 juta, itu cukup untuk bayar gaji dan bayar listrik, namun kita tidak boleh patah semangat.  Beliau menceritakan apabila kita tidak mampu memimpin di sini orang akan mencime'ehkan (mengejek) kita dengan istilah " alun bisa mangalahan paneh Lubuak Aluang" lai, artinya "belum mampu menaklukan kondisi panasnya Lubuk Alung". Kondisi alam Lubuk Alung memang panas begitu juga kondisi sosial masyarakatnya yang semi perkotaan, sehingga suasana perkotaan sudah mewarnai kehidupan masyarakatnya.

Namun Harry tidak menyerah begitu saja, silahkan orang bicara apa saja, yang penting kita berbuat sesuai dengan aturan yang telah digariskan, sebab masalah suka dan tidak suka pasti ada, ibarat kiasan klasik "dimanapun kitahidup, sebanyak yang sayang, sebanyak itu pula yang benci", begitu juga jadi seorang pemimpin, apapun yang kita buat pasti ada orang yang mengkritik, "manusia tidak ada yang sempurna" kata Pak Wali ini. Kritikan yang datang dari masyarakat, dijadikan sebagai cambuk dan ukuran keberhadilan kita, sehingga kita dapat pula mengoreksi dan introfeksi diri untuk kebijakan kita yang akan dibuat kedepan. Kritikan masyarakat ini juga sebagai suatu dukungan bagi kita dalam menjalankan roda pemerintahan dan pembangunan di Lubuk Alung, hal ini termasuk potensi juga bagi kita, karena Lubuk Alung punya potensi yang luar biasa, terutama sekali masyarakatnya yang terdidik cukup banyak. Penduduk yang banyak ini kalau dikelola dengan baik, maka hal ini bisa menjadi dukungan yang besar sekali dalam melaksanakan pembangunan di Nagari, apalagi sumber alamnya seperti galian C, hutan dan lahan pertanian dan perkebunan ulas beliau.

Masyarakat Nagari Lubuk Alung juga sangat  heterogen, dimana yang tinggal di Lubuk Alung bermacam-macam etnis, tidak hanya Minang, tetspi ada Batak, Jawa dan Mandahiling, letak geografisnya tidak begitu jauh dengan kota Padang dan dibelah oleh jalan lintas Padang-Bukit Tinggi sehingga arus lalulintas sangat tinggi yang juga membuat macet di Pasar Lubuk Alung.

Ketika ditanya tentang pendidikannya yang terlambat diselesaikan, pria yang hoby musik ini menceritakan, bahwa beliau menyelesaikan pendidikan selama 22 tahun yang seharusnya diselesaikan paling lama lima tahun saja.

Hal ini disebabkan panggilan hati nurani untuk memimpin kampung halaman. Masyarakat Lubuk Alung yang berpendidikan pada merantau, di kampung sudah banyak yang bekerja dan jadi Pegawai, generasi mudanya banyak yang belajar ke luar, sementara yang tua kurang minat jadi Wali Nagari dan malah mendukung yang muda untuk jadi pemimpin Penerintahan Nagari, karena ada pula yang beranggapan bahwa sistem pemerintahan nagari sekarang sistem modern yang harus menguasai IT dan sebagainya. Dari pada orang lain yang memimpin maka saya didorong jadi Wali Nagari. Ternyata memang benar,  saya harus sering rapat dan pelatihan di Kabupaten dan bahkan pelatihan sampai ke Padang, sehingga pendidikan saya jadi terabaikan, dengan terseok-seok dan perlahan tapi pasti akhirnya selesai juga.
Saya memulai kuliah 1993 selesai dan wisuda 2015. Alhamdulillah dengan kesibukan yang seabrek selesai juga dan In Sya Allah dalam waktu dekat saya juga akan melanjutkan pendidikan ke Strata 2, sebab menuntut ilmu itu penting dan suruhan agama kita, "tuntutlah ilmu semenjak lahir sampai liang kubur" artinya belajar itu seumur hidup.

Bagaima cara membangun kantor Wali Nagari yang begitu indah di tempat yang asri ini,  pria berkacamata ini mengatakan bahwa "ini adalah tekatku saat dilantik dulu, "sebelum aku berhenti jadi Wali Nagari, kantor Wali Nagari Lubuk Alung yang Representativ harus ada" Alhamdulillah kita sudah memiliki kantor yang sangat representativ, punya aula, punya kantin, punya taman yang sering dikunjungi oleh masyarakat yang tidak hanya berurusan adminstrasi saja, tetapi juga berwisata menikmati keindahan alam Kubuk Alung di sini,  kita sediakan mushalla, kantin kita buka tiap hari sampai pukul 23.00 wib, karena perantau yang pulang kampung sering menghabiskan waktu sampai larut malam disini.

Apa harapan kedepan,  pertama kepada pemerintah, untuk membangun infrastruktur seperti jalan,  baik jalan negara seperti lintas Padang-Bukit Tinggi yang sempit dan penyumbang macet setiap hari serta tingkat kecelakaan yang cukup tinggi, juga pembangunan pasar, sebagaimana diketahui bahwa penduduk kita semakin banyak dan ditambah dengan pembangunan pemukiman yang  juga tidak mampu kita bendung tentu pasar yang layak harus kita Bangun,karena pasar yang ada sekarang sangat kecil dan sempit. Kedua kepada masyarakat, mohon dijaga kamtibmas di lingkungan masing-masing, jauhi NARKOBA, PEKAT seperti judi, miras dan sebagainya. Juga kita lestarikan hutan kita, karena sebagian gugusan Bukit Barisan masuk wilayah Nagari Lubuk Alung, begitu juga dengan pemanfaatan galian C yang kita miliki, mari kita atur eksploitasinya, kalau tidak akan mendatangkan bencana yang luar biasa bagi nagari kita dan juga nagari tetangga kita, dan yang rugivtentu kita dan anak cucu kita.  Ketiga kepada mgenerasi muda, mari belajar yang rajin tuntut ilmu setinggi-tingginya, kejar cita-citamu, jauhi Narkoba, kebut-kebutan(track-trackan) di jalanraya,gunakan waktu dengan baik. Sadari apa yang seharusnya dikerjakan, carilah jati diri yang sebenarnya, siapa aku, apa yang seharusnya aku kerjakan, pantaskah ini aku kerjakan. Ingat generasi muda adalah harapan bangsa, ditangan andalah tongkat estafet pemimpin bangsa akan dilanjutkan

Pesan untuk semua adalah, mari bersatu membangun nagari, basamo mako manjadi, sadanciang bak basi, saciok bak ayam, sa ayun salangkah,demikian pak wali menutup pembicaraannya......Semoga pak Wali (by. Akral)