KHIANAT KARENA CALEG MULAI KIKIR

Uncategorised Pinto Janir(Pinto Janir) 25 Maret 2014 04:06:10 WIB


         Hahahahaha...entah siapa yang bodoh, entah siapa yang pintar. Syahdan, ada tim sukses yang lari karena keinginannya tak lagi terpenuhi oleh sang calon dan ada pula tim sukses yang terlempar karena sang calon belakangan baru menyadari bahwa ia telah 'dikarungi' oleh timnya sendiri.

         Kasihan juga sang caleg. Terkadang ia bisa dengan sabar dan tabah menghadapi tim suksesnya yang tiap bergerak uang melulu isi kepalanya. Kadangkala sang caleg waktunya terkuras untuk menjaga kebutuhan sang calon, bukan menjaga hati para pemilihnya.

         Selain alasan untuk 'menjaga suara' di suatu kawasan yang diklaim tim sukses sebagai wilayah 'kekuasaan'nya, alasan lain untuk mengeluarkan duit sang caleg adalah dengan cara menyampaikan kesulitan-kesulitan pribadi. " Bagaimana saya bisa bekerja menemui masyarakat bila tiap sebentar istri saya merengek minta duit. Apalagi sejak saya membantu Bapak, saya konsentrasikan diri saya dengan total untuk mengkampanyekan Bapak di tengah kehidupan masyarakat. Demi Bapak, pekerjaan saya, usaha menggalas saya, usaha bertani saya, saya tinggalkan. Saya tidak siap kalah Pak.Makanya saya 'perang' habis-habisan. Kini kontrak rumah saya habis Pak. Kemenakan saya juga mau melahirkan. Kendaraan saya juga masuk bengkel. Tapi, tenang Pak, bila urusan pribadi saya ini selesai, Insya Allah kita menang!" hmm, ini alasan klassik tim sukses yang menjadikan 'masa pemilu' adalah masa empuk mendapatkan uang dengan mudah.

         Tak ayal, sejak musim pemilu yang sudah dimulai setahun yang lalu, sejak itu pula segala tetek bengek urusan keuangan rumah tangganya ditanggung sang caleg. Bahkan ada pula di antara mereka yang direntalkan mobil berbulan-bulan hingga 9 April. Kalau disimak benar, ternyata mobil yang direntalkan sang caleg untuk dirinya itu ternyata kegunaannya lebih banyak untuk hal ihwal yang berbau pribadi ketimbang berbau sosialisasi diri sang caleg.

         Bila, sang caleg menolak memenuhi kebutuhannya, biasanya tim sukses seperti ini akan menjawab: " Kalau uang tak cukup jangan maju, Pak! Ini pertempuran ini...kost politik itu mahal lho Pak!". Bila caleg mulai kikir, sempirit kering, mulai susah mengeluarkan duit, maka biasanya oknum tokoh yang menyebut diri sebagai tim sukses hebat itu akan berkhianat dan mencari mangsa baru untuk dikuras.

         Tapi ada juga caleg yang cerdas menolak permintaan itu dengan kata halus yang tajam. " Pak masa kampanye itu hanya sesaat. Saya tak mau pula bila kerja pokok Bapak tertinggalkan karena mengurus saya. Nanti Bapak canggung...", jawab sang caleg. Biasanya mendapat jawaban yang begini, si 'orang' itu akan mundur secara teratur karena 'galas'nya tak laku.(Pinto Janir)