BAHAYA KEJAHATAN MENGINTAI ANAK DIWAKTU PANDEMIC COVID-19

Artikel Zakiah(Tenaga Artikel) 22 Oktober 2020 10:49:02 WIB


Di saat petugas kesehatan sibuk mengusahakan  bagaimana bisa pasien covid-19 dirawat susah payah agar sembuh. Disaat Pemerintah sibuk menghimbau dan mengeluarkan peraturan agar protokol kesehatan dipatuhi masyarakat.

Ada sesuatu yang kadang luput dari perhatian. Tanpa kita sadari terjadi dimana-mana, bahaya kejahatan mengintai anak-anak kita. Betapa banyak anak negeri jadi korban kekerasan, pembunuhan, perdagangan, juga yang meninggal akibat narkoba, kita melihat sinetron atau tayangan televisi yang tidak bergizi.

Beberapa hari lalu sedang viral, kasus pembunuhan seorang anak usia 10 tahun. Puluhan ribu warganet Indonesia menyebutnya sebagai ' Rangga Pahlawan Kecil', ia adalah pahlawan cilik di Nanggroe Aceh, tepatnya dari Aceh Timur.

Rangga meninggal dunia setelah berjuang untuk menyelamatkan ibunya, DN dari tindak pemerkosaan yang dilakukan oleh seorang pria dewasa bernama Samsul. Kabar terakhir pelaku pembunuhan ini juga sudah meninggal dalam tahanan.

Miris memang kondisi sekarang ini.

Di saat tokoh dunia membanggakan capaian dan temuan ilmiah kaum mudanya, United Nations Children’s Fund (UNICEF), malah mengabarkan Indonesia dengan   150.000 pekerja seks komersial dan 30% di antaranya ( 45.000 orang)  adalah pelacuran anak.

Peran kita dimana? Kita bisa apa?Apakah diam saja?

Rasulullah SAW memberikan nasehat bagi kita. Bisa dibaca dalam Hadits Al-Arbain An-Nawawiyah yang ke-34:

عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُوْلُ: «مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيْمَانِ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim).

Banyak faktor yang berperan bila kita melihat penyebab terjadi kejahatan serta kekerasan pada anak. Kurangnya perlindungan serta penghormatan hak asasi terhadap anak yang merupakan tanggung jawab semua pihak, menjadi salah satu faktor meningkatnya kekerasan terhadap anak.

Faktor lain, pengaruh media informasi pada saat ini sangatlah berperan pada terjadinya tindak kekerasan, yaitu mulai dari derasnya arus informasi medsos, audio visual dan cetak, menyusupkan berbagai macam tindak kekerasan dalam sajian mereka. Dulu, masyarakat dapat menyaksikan kekerasan hanya jika mereka dapat menyaksikan tindak kekerasan dalam tayangan televisi, juga pada jam tertentu atau tengah malam yang tidak mungkin dijangkau oleh anak-anak.

Namun saat ini, siapapun dapat melihat dengan mudah di berbagai media sosial ataupun audio visual, cetak serta mudahnya menyaksikan tindak kekerasan dalam tayangan seperti dramatisasi kriminalitas, sinetron yang menayangkan adegan-adegan kekerasan dari orang tua yang menyiksa anaknya sendiri sering dijumpai dalam tayangan sinetron-sinetron dalam mendidik anaknya maupun istrinya. Tayangan seperti ini membuat masyarakat berkecenderungan untuk menginspirasi sekaligus meniru apa yang mereka lihat untuk ‘mendisiplinkan’ seorang anak melalui cara kekerasan.

Bahaya kejahatan pada anak akan terus ada, jika salah satunya kurang pemahaman dan kepedulian aparat penegak hukum terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, keperdulian pemerintah, lembaga pendidikan atau sekolah juga yang mendasar di lingkup keluarga.

Untuk itu sudah menjadi kewajiban bersama baik pemerintah, masyarakat maupun lembaga pendidikan/sekolah serta keluarga  untuk bersinergi melakukan pencegahan-pencegahan terjadinya tindak kejahatan maupun kekerasan pada anak. Mari kita lindungi anak - anak pelanjut estafet bangsa ini. (SZ)